putubayong.blogspot.com

Senin, 18 November 2013

laporan kadar air tanah



LAPORAN KADAR AIR TANAH


Disusun Oleh :

NAMA               :  PUTU EKA IRAWAN
NIM                   : G11113513
KELOMPOK    : 15
ASISTEN          : SAHNUR


LABORATORIUM FISIKA TANAH
JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013

I.  PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanah memiliki sifat-fisik yang berpengaruh terhadap kesuburan tanah. Salah satu sifat fisik tanah yaitu kadar air tanah. Kadar air tanah merupakan banyaknya air tanah yang hilang bila massa tanah dikeringkan alam oven bersuhu 1050C sehingga diperoleh berat kering tanah yang tetap. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. 
            Air merupakan senyawa yang penting yang dibutuhkan makhluk hidup. Keberadaan air juga berpengaruh pada proses pelapukan mineral dan bahan-bahan organik dalam tanah. Dengan air maka dapat terjadi reaksi dalam tanah yang akan membantu kelarutan unsur hara yang penting untuk tanaman. Air juga berfungsi sebagai media transport hara ke akar-akar tanaman. Tetapi jika ketersediaan air terlalu banyak maka akan membatasi pergerakan udara dalam tanah dan menghambat respirasi tanaman sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati. Begitu pula sebaliknya, jika kekurangan air maka tanaman tidak dapat melakukan aktivitasnya dan secara perlahan tanaman juga akan mati kekeringan.
            Berdasarkan hal tersebut, maka di butuhkan ketersediaan air yang cukup sehingga perlu dilakukan praktikum untuk mengetahui kadar air dalam tanah.



1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan diadakannya praktikum ini yaitu untuk menentukan kadar air tanah pada tanah kering udara dan kadar air tanah lapang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
            Adapun kegunaan dari pengamatan kadar air tanah ini yaitu sebagai bahan informasi untuk mahasiswa tentang kadar air tanah juga sebagai bahan perbandingan pembelajaran diperkuliahan dengan praktek di lapangan.
















II.  TINJAUAN PUSTAKA
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikeringkan dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut (Anonim1, 2012).
            Menurut Hardjowigeno (1992), bahwa air terdapat dalam tanah karena ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. Karena adanya gaya-gaya tersebut maka air dalam tanah dapat dibedakan menjadi:
1.    Air hidroskopik adalah air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan tanaman, kondisi ini terjadi karena adanya gaya adhesi antara tanah dengan air. Air hidroskopik merupakan selimut air pada permukaan butir-butir tanah.
2.    Air kapiler adalah air dalam tanah dimana daya kohesi (gaya tarik menarik antara sesama butir-butir air) dan daya adhesi (antara air dan tanah) lebih kuat dari gravitasi. Air ini dapat bergerak secara horisontal (ke samping) atau vertikal (ke atas) karena gaya-gaya kapiler. Sebagian besar dari air kapiler merupakan air yang tersedia (dapat diserap) bagi tanaman.
            Menurut Hanafiah (2007), bahwa koefisien air tanah merupakan koefisien yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman, terdiri dari :
1.    Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruang pori tanah terisi oleh air.
2.    Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori tanah mulai menipis, sehingga tegangan antara air dan udara meningkat hingga lebih besar dari gaya gravitasi.
3.    Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang ketersediaannya sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk aktivitas dan mempertahankan turgornya.
4.    Koefisien higroskopis adalah kondisi dimana air tanah terikat sangat kuat oleh gaya matrik tanah.
            Kondisi jika kelebihan atau kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi oleh banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah (Madjid, 2010).
            Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas lapang dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan tanaman juga bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang dapat digunakan oleh akar tanaman. Tapi jika mendekati titik layunya, absorpsi air oleh tanaman kurang cepat sehingga dapat mempertahankan pertumbuhan tanaman. Penyesuaian untuk menjaga kehilangan air di atas titik layunya telah ditunjukkan dengan baik (Buckman & Brady, 1982)
Menurut Madjid, 2001 adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air di dalam tanah adalah :
1.    Kadar Bahan Organik Tanah
Bahan organik tanah mempunyai pori-pori yang jauh lebih banyak daripada partikel mineral tanah yang berarti luas permukaan penyerapan juga lebih banyak sehingga makin tinggi kadar bahan organik tanah maka makin tinggi kadar air dan ketersediaan air tanah.
2.    Kedalaman Solum atau Lapisan Tanah
Kedalaman solum atau lapisan tanah menentukan volume simpan air tanah, semakin dalam lapisan maka ketersediaan dan kadar air tanah juga semakin banyak.
3.    Iklim dan Tumbuhan
Faktor iklim dan tumbuhan mempunyai pengaruh yang berarti pada jumlah air yang dapat diabsorbsi dengan efisiensi tumbuhan dalam tanah. Perubahan iklim mempengaruhi efisiensi pengguanaan air tanah dan penentuan air yang dapat hilang melalui saluran evaporasi permukaan tanah. Kelakuan akan ketahanan pada keadaan kekeringan dan tingkat pertumbuhan adalah faktor pertumbuhan yang berarti.
4.    Senyawa Kimiawi
Garam-garam dan senyawa pupuk atau ameliorant baik alamaiah maupun non alamiah mempunyai gaya osmotik yang dapat menarik dan menghidrolisis air sehingga koefisien laju meningkat.

5.    Tekstur tanah
Faktor lainnya yang mempengaruhi kadar air tanah adalah tekstur tanah. Perbedaan jenis tekstur tanah dapat menggambarkan tingkat kemampuan tanah untuk mengikat air, contohnya tanah yang bertekstur liat lebih mampu mengikat air dalam jumlah banyak dibandingkan tanah yang bertekstur pasir, sedangkan tanah bertekstur pasir lebih mampu mengikat air daripada tanah bertekstur debu. Faktor lain yang mempengaruhi kadar air tanah adalah struktur tanah, pori tanah, dan peremeabilitas tanah. Tanah yang mempunyai ruang pori lebih banyak akan mampu menyimpan air dalam jumlah lebih banyak. Karena ruang-ruang pori tanah akan terisi oleh air (Anonim2, 2012).
            Kapasitas lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi (Madjid, 2010).
Air yang dapat ditahan oleh tanah tersebut terus menerus diserap oleh akar-akar tanaman atau menguap sehingga tanah makin lama semakin kering. Ketika akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air tersebut sehingga tanaman menjadi layu (titik layu permanen). Titik layu permanen adalah kandungan air tanah dimana akar-akar tanaman mulai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi layu. Tanaman akan tetap layu baik pada siang ataupun malam hari (Anonim3, 2012).
               


III.  METODOLOGI
3.1. Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pengamatan dilakukan pada Jumat, 08 November 2013 pukul 15.00 WITA sampai selesai.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu:Cangkul, Meteran,Plastik, Ember,Timbangan, 3 buah cawan petridish, Oven
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
1.        Sampel tanah kering udara dan lapang
2.        Air.
3.3. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum kadar air berdasarkan Gravimetric :
1.    Timbanglah cawan petridis, kemudian tambahkan tanah kering udara sebanyak 20 gram.
2.    Setelah itu, masukkan ke dalam oven bersuhu 1050C selama 2 x 24 jam.
3.    Setelah di ovenkan, keluarkan cawan petridish dari oven lalu dinginkan dalam desikator.
4.    Kemudian timbang kembali cawan petridis bersama tanahnya.
5.    Hitunglah dengan rumus :
-       Berat cawan petridish                                         = a gram

    Berat cawan petridish + tanah kering udara       =  b gram

    Berat cawan petridish + tanah kering oven        =  c gram
    Berat tanah kering udara                                    = (b - a) gram
    Berat tanah kring oven                                       = (c - a) gram
    Berat air yang hilang                                          = (b - c)gram
 Kandungan kadar air     =    x 1 00  %  atau
                                                 =     x 100 %












IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut ini :
Berdasarkan hasil perhitungan maka nilai Kadar air dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. Hasil Praktikum Kadar Air Tanah
Lapisan
Kadar Air
Lapisan I
25 %
Lapisan II
25 %
Lapisan III
25 %
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2013
4.2.          Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan di atas, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kadar air tanah pada lapisan I sebesar 25%, lapisan II sebesar 25%,dan pada lapisan 3 kadar airnya juga sebesar 25%.Pamda lapisan I, nilai kadar air tanah yaitu 5,26 %. Hal ini berarti kadar air tanah pada lapisan ini tinggi. Hal ini diakibatkan karena tanah tersebut memiliki tekstur yang halus, dimana tekstur tanah halus akan banyak menampung air atau daya menahan airnya tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Hakim, dkk. (1986), yang menyatakan bahwa tanah bertekstur halus menahan air lebih banyak dibandingkan dengan bertekstur kasar. Hal tersebut juga sependapat dengan Hardjowigeno (2003), yang menyatakan bahwa tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus.
Pada lapisan III, nilai kadar air tanah yaitu sebesar 25%. Sama halnya dengan lapisan I bahwa kadar air tanah pada lapisan II juga tinggi meskipun tidak sebanyak lapisan I. Hal ini diakibatkan karena tekstur tanah pada lapisan ini juga mengandung liat yang cukup banyak, sehingga kemampuan menyimpan air oleh tanah kuat. Hal ini sesuai dengan pendapat Pairunan, dkk.(1985) yang menyatakan bahwa liat dapat menyimpan air lebih banyak dari pasir, karena liat mempunyai luas permukaan yang luas yang dapat diselimuti air.









V.  PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.        Pada lapisan I, II, dan III mempunyai kadar air yang sama yaitu sebesar 25 % dan masih tergolong liat
2.        Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah yaitu kadar bahan organik tanah, kedalaman solum atau lapisan tanah, iklim dan tumbuhan, senyawa kimiawi dan tekstur serta struktur tanah.
5.2. Saran
Karena kadar air tanah dapat mempengaruhi kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman, sebaiknya kadar air tanah harus dijaga dan tersedia dalam jumlah yang cukup.Sebelum di lakukan penanaman pada suatu lahan perlu diketahui kadar air setiap lapisan tanah oleh karena itu perlu dilakukan lebih teliti lagi didalam praktikum di laboratorium.







DAFTAR PUSTAKA
Anonim1.2013.http://madi-cmos.blogspot.com/2012/03/kadar-air-tanah.html diakses pada Jumat, 1 November 2013 pukul 10.45 WITA

Anonim2.2010.http://syienaainie.blogspot.com/2010/11/kadar-air-dan-bahan-  organik-tanah.html diakses pada Jumat, 1 November 2012 pukul 11.10 WITA

Anonim3.2009.http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2009/04/fisika-tanah-bagian-6-air-tanah-dan.html diakses pada Jumat, 3 November 2012 pukul 11.44 WITA

Anonim4.2012.http://id.scribd.com/doc/77526798/Makalah-Kapasitas-Lapang diakses pada Jumat, 7 November 2013 pukul 15.22 WITA
Buckman, H. O., and Brady. 1982. Ilmu Tanah. Bharata Karya Aksara: Jakarta.
Hanafiah, K., A. 2007. Dasar-Dasar ILmu Tanah. Rajawali Pers: Jakarta.
Hardjowigeno.  S., 1993. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo: Jakarta.
Madjid. 2010. http://repository.usu.ac.id.pdf//Kadar-Air-Tanah diakses pada Jumat, 6 November 2013 pukul 15.28 WITA










LAMIPIRAN PERHITUNGAN
KADAR AIR
Lapisan I
Diketahui :
-          Berat cawan petridisk                                              = 43 gram….. (a)
-          Berat cawan peridisk + tanah kering udara = 48 gram….. (b)
-          Berat cawan peridisk + tanah kering oven  = 47 gram….. (c)
-          Berat tanah kering udara                             = 5 gram….. (b-a)
-          Berat tanah kering oven                              = 4 gram….. (c-a)
-          Berat air yang hilang                                               = 1 gram…... (b-c)
Ditanyakan :
-          Kandungan air tanah =………………?
Penyelesaian :
Kandungan air tanah   = 
                                    = 
=  25% 
Lapisan II
Diketahui :
-          Berat cawan petridisk                                              = 50  gram….. (a)
-          Berat cawan peridisk + tanah kering udara = 55  gram….. (b)
-          Berat cawan peridisk + tanah kering oven  = 54  gram….. (c)
-          Berat tanah kering udara                             = 5   gram….. (b-a)
-          Berat tanah kering oven                              = 4   gram….. (c-a)
-          Berat air yang hilang                                               = 1   gram…... (b-c)
Ditanyakan :
-          Kandungan air tanah =………………?
Penyelesaian :
Kandungan air tanah   = 
                                    =
                                    =
                                    =  25 %
 Lapisan III
Diketahui :
-          Berat cawan petridisk                                              = 93  gram….. (a)
-          Berat cawan peridisk + tanah kering udara = 98  gram….. (b)
-          Berat cawan peridisk + tanah kering oven  = 97  gram….. (c)
-          Berat tanah kering udara                             = 5   gram….. (b-a)
-          Berat tanah kering oven                              = 4   gram….. (c-a)
-          Berat air yang hilang                                               = 1   gram…... (b-c)
Ditanyakan :
-          Kandungan air tanah =………………?
Penyelesaian :
Kandungan air tanah   = 
                                    =
                                    =
                                    =  25 %

         


0 komentar:

Posting Komentar

apakah pendapat anda tentang blog ini?

RAMALAN CUACA

pendaftaran FMA

Powered byEMF HTML Contact Form

Total Tayangan Halaman

Popular Posts

Recent Posts

Social Media Sharing by CB Bloggerz

facebook

twitter