Hubungan Erosi Terhadap Ekonomi
Tugas
Individu Konservasi Tanah dan Air.
Terhadap
Ekonomi”
Disusun oleh :
NAMA : Noviria
Syifaun Nafsi
NIM : G111 13 348
KELAS : C
PROGRAM STUDI
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
Pada dasarnya terdapat dua jenis erosi yaitu erosi
normal (geologi) dan erosi yang dipercepat.
Erosi geologi /erosi alami yang
merupakan proses pengangkutan tanah yang terjadi dibawah vegetasi alam. Biasanya ini terjadi pada keadaan lambat yang
memungkinkan terbentuknya tanah yang teal yang mampu mendukung pertumbuhan
vegetasi secara normal. Proses geologi
meliputi terjadinya pembentukan tanah dipermukaan bumi secara alami. Dalam hal ini erosi yang terjadi tidak
melebihi laju pembentukan tanah. Erosi
dipercepat adalah pengangkutan tanah yang menimbulkan kerusakan tanah sebagai
akibat perbuatan manusia yang mengganggu keseimbangan antara proses pembentukan
dan pengangkutan tanah oleh sebab itu, hanya erosi dipercepat inilah yang
menjadi perhatian konservasi tanah Kerugian
ekonomi yang ditimbulkan akibat erosi tanah dapat dibagi atas kerugian ekonomi
yang diakibatkan oleh dampak langsung di tempat kejadian erosi (on-site) maupun
dampak di luar tempat kejadian erosi (off-site). Dampak langsung yang utama
adalah penurunan produktivitas tanaman yang diakibatkan oleh kemerosotan
produktivitas tanah, kehilangan unsur hara tanah dan kehilangan lapisan tanah
yang baik/subur bagi berjangkarnya akar tanaman, sedangkan dampak tidak
langyung adalah pelumpuran dan pendangkalan waduk, kerusakan ekosistem peraimn,
memburuknya kualitas air, meningkatnya frekuensi dan masa kekeringan, serta
tertimbunnya lahan-lahan pertanian. Untuk memperkirakan kerugian ekonomi yang
timbul akibat dampak iangsung erosi tanah pada lahan-Iahan tanaman pangan di
Indonesia dilakukan perhitungan dengan tanah karena terjadinya erosi
tanah. Tambahan biaya tersebut dihitung
berdasarkan banyaknya pupuk yang harus ditambahkan unluk memulihkan kesuburan
tanah. Lahan-lahan tanaman pangan yang dikaji adalah lahan yang ditanami pads savvah, padi ladang, kacang kedelai,
ubi kayu, dan kacang tanah. Basil perhitungan kerugian ekonomi yang
timbul akibat dampak
langsung erosi tanah
tersebut kemudian dibandingkan
dengan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun berjalan, Penelitian
dilakukan dengan menggunakan data sekunder pada tahun 1939 sampai dengan tahun
1995.
Hasil
kajian menunjukkan bahwa, di Pulau Jawa selama tahun 1989 sampai dengan 1995
terjadi penurunan luas lahan sawah 82.745 ha yang setara dengan basil panen
gabah dalam setahun lebih kurang sekitar 700.000 ton. Persentase penurunan
lahan sawah yang tertinggi terdapat di propinsi DKI Jakarta seluas 3.041 ha
(45,6%), Jawa Barat 41.754 ha (3,5%), Jawa Timur 23.777 (2%), DI. Yogyakarta 1.930
ha (3,1%) dan Jawa Tengah 12.243 ha (1,2%). Terjadinya penurunan luas lahan
sawah di Pulau Jawa antara lain disebabkan oleh perluasan areal permukiman baru
akibat pertambahan penduduk maupun akibat pembangunan industri terutama di
wilayah propinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Erosi
tanah yang terbcsar di Indonesia terjadi pada lahan-iahan yung ditanami Ubi
Kayu (588,6 - 1.947,4 ton/ha/tahun) yang kemudian diikuti oleh lahan-labaii
yang ditanami padi ladang
(533,6 - 1.560,7 ton/ha/tahun), kedelai
(365,3 - 1.110 ton/ha/tahun), kacang tanah (168,2 -
556,4 ton/ha/tahun) dan padi sawah (2,6 - 14,4 ton/ha/tahun). Terjadinya erosi
tanah juga akan mengakibatkan terkikisnya unsur-unsur hara yang ada di dalam
tanah seperti kalium dan fosfor yang dibutuhkan oteh tanaman untuk pertumbuhan
dan produksi. Hilangnya unsur hara kalium dan foslbr yang diakibatkan oleh
terjadinya erosi tanah berkisar antara 0,04 kg/'/ha/'tahun sampai dengan
1.256,01 kg/ha/tarmn (setara dengan 0.10 - 3.027,30 kg/ha/th pupuk KG) dan 0,09
kg/ha/tahun sampai dengan 1.522,51 kg/ha/tahun (setara dengan 0,46 - 7.748,98
kg/ha/th pupuk TSP).
Kerugian
ekonomi yang ditimbulkan akibat dampak langsung erosi tanah pada Jahan padi
sawah, ubi kayu, padi ladang, kedelai dan kacang tanah, pada tahun 19S9 adaiah
sebesar Rp. 49.770,32 miliar atau 29,77% dari PDB berdasarkan harga berlaku
yang sebesar Rp 167,184 triliun, 1990 sebesar Rp 55.937,78 miliar atau 28,60%
dari PDB yang sebesar Rp. 195.60 triliun, 1991 sebesar Rp 64.847 miliar atau
28.50% dari PDB yang sebesar Rp. 227,50 triliun, 1992 sebesar Rp 82.289.39
miliar atau 31.55% dari PDB yang sebesar Rp. 260,77 triliun, 1993 sebesar Rp
91.075,90 miliar atau 30.16% dari PDB yang sebesar Rp. 302,02 triliun, 1994
sebesar Rp 102.139,37 miliar atau 25,85% dari PDB yang sebesar Rp. 382,38
triliun, 1995 sebesar Rp 316.939.59 miliar atau 25,85% dari PDB yang sebesar
Rp. 452,38 triliun.
Wilayah
di Indonesia yang paling besar menimbulkan kerugian ekonomi akibat dampak
langsung erosi tanah pada lahan padi sawah, padi ladang, kacang tanali,
kedelai, ubi kayu adatah Jawa dan Bali yang kemudian diikuti oleh wilayah
Sumateni serta Kalimantan dan Sulawesi. Hal ini dikarenakan luas lahan tanaman
pangan di pualau Jawa dan Bali relatif iebih luas apabila dibandingkan dengan
wilayah Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.