putubayong.blogspot.com

Kamis, 05 Desember 2013

laporan particle density



 Laporan praktikum dasar-dasar
   Ilmu tanah
             
LAPORAN PARTICLE DENSITY

 NAMA               : PUTU EKA IRAWAN
                                    NIM                   : G111 13 513
                                    KELOMPOK    : 15








LABORATORIUM ILMU TANAH
JURUSAN ILMU TANAH
FAK.PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
201I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu cara mengutarakan berat tanah adalah yang di sebut particle density. Dapat didefenisikan sebagai berat suatu volume kepadatan tanah. Jelasnya yang dimaksud tanah disini adalah volume tanah saja, jadi tidak termasuk volume ruang-ruang yang terdapat antara partikel (ruang pori).
Tanah yang terbentuk di permukaan bumi baik secara langsung maupun tidak langsung berkembang dari mineral batu-batuan. Semua itu terjadi dengan melalui proses pelapukan baik fisik maupun kimia dengan bantuan atmosfer.
Kandungan bahan mineral sangatlah mempengaruhi berat jenis butiran dari tanah. Berat dari satuan-satuan volume fase tanah dapat didefenisikan sebagai berat jenis butiran atau particle density. Volume yang dimaksudkan adalah volume tanah sendiri tanpa  memperhitungkan pori-pori tanah.
Kondisi fisik tanah sangat menentukan aerase, drainase, dan nutrisi tanaman. Sifat fisik tanah juga berpengaruh oleh sifat kimia dan biologi tanah, di mana sifat-sifat fisik tanah tergantung pada jumlah, ukuran, bentuk, susunan, dan komposisi mineral dari partikel-partikel tanah, macam dan jumlah bahan organik, volume dan bentuk pori-pori pada waktu tertentu.
Beberapa sifat fisik yang sangat penting adalah Bulk Density, Particle Density, dan Porositas. Bahan organik memperkecil berat isi tanah karena bahan organik jauh lebih ringan daripada bahan mineral. Di samping itu bahan organik tanah dapat memperbesar porositas tanah.
Particle Density tiap jenis tanah yaitu konstan dan tidak bervariasi dengan jumlah ruang antara partikel-partikel porositas. Perbedaan kerapatan zarah atau partikel di antara jenis-jenis tanah tidak terlalu besar, kecuali terdapat variasi yang besar di dalam kandungan bahan organik dan komposisi dari mineral tanah.
Particle Density dapat menggambarkan partikel-partikel tanah. Hal tersebut bergantung dari berat partikel tanah dan perhitungan volumenya. Berat jenis butiran itu mengandung mineral atau bahan organik. Di samping itu, penting juga diketahui dalam menetapkan gerak air dalam tanah, di mana porositas berhubungan dengan permeabilitas untuk menentukan gerak air.
Berdasarkan uraian di atas maka penting dilakukan percobaan terhadap pengamatan partikel density pada tanah perkebunan sehingga dapat diketahui partikel-partikel tanah yang terkandung dan jenis tanaman yang cocok untuk jenis tanah tersebut.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum Particle Density adalah untuk menentukan nilai Particle Density pada sampel tanah Alfisol.
Kegunaan dari praktikum Particle Density adalah untuk mengetahui pengolahan tanah lebih lanjut serta penentuan varietas tanaman apa saja yang dapat ditanam pada daerah (tanah) tersebut.


II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Partikel Density
Particle Density adalah berat suatu volume kepadatan tanah. Jelasnya yang dimaksud dengan tanah disini adalah volume tanah saja, jadi tidak termasuk volume ruang-ruang yang terdapat diantara partikel (ruang pori).Tanah mineral mempunyai Particle Density = 2,65 g/cm3. Dengan mengetahui besarnya Bulk Density dan Particle Density maka dapat dihitung banyaknya pori-pori total tanah (Hardjowigeno, 2003).
Menentukan Particle Density tanah harus memperhatikan pada partikel-partikel tanah. Untuk kebanyakan tanah mineral-tanah mineral, rata-rata Particle Densitynya adalah 2,65 gr/cm3. Perbedaan Particle Density di antara jenis-jenis tanah tidak begitu besar, kecuali terdapat variasi yang besar di dalam kandungan bahan organik dan komposisi mineral tanah (Hakim, 1986).
Dalam menentukan Particle Density, pertimbangan diberikan kepada partikel padat saja. Jadi, Particle Density adalah konstan dan tidak bervariasi dengan jumlah ruangan antar partikel. Kerapatan ini didefinisi sebagai massa (bobot) per unit volume partikel tanah (kerapatan tanah) dan sering dinyatakan sebagai gram per sentimeter kubik. Untuk banyak tanah mineral, kerapatan partikel akan mempunyai rata-rata sekitar 2,6 gram per sentimeter kubik. Kerapatan ini sangat tidak beranekaragam dalam kandungan bahan organik atau komposisi mineral (Foth, 1994).
Karena berat bahan organik lebih kecil dari berat benda padat tanah mineral yang lain dalam volume yang sama, jumlah bahan organik dalam suatu tanah jelas mempengaruhi kerapatan butir. Akibatnya, tanah permukaan biasanya kerapatan butirnya lebih kecil dari subsoil. Topsoil yang banyak mengandung bahan organik kerapatan butirnya menurun sampai 2,4 (Buckman dan Brady, 1982).
2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Partikel Density
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi proses particle density yaitu kadar air , tekstur tanah , stuktur tanah,  topografi dan bahan organik ,kelima faktor ini sangat berpengaruh dalam proses particle density  dan sangat berhubungan erat satu sama lainnya ,dan faktor- faktor ini memiliki peranan yang amat penting .sehingga dapat kita menarik kesimpulan bahwa semua tanpa adanya pengaruh kadar air maka proses particle density tidak berlangsung karena air sanga mempengaruhi volume kepadatan tanah, dan jika partikel density tidak dipengaruhi oleh tekstur dan stuktur maka volume kepadatan tanah tidak kita ketahui karena tanah tersususn oleh fraksi pasir, fraksi liat dan fraksi debu sehingga untuk mengetahui volume kepadatan tanah sangat dipengaruhi oleh tekstur dan sturktur  selain itu kandungan bahan organic di dalam tanah mempengaruhi volume kepadatan tanah. (Hanafiah ,2005).
Tanah yang memiliki kandungan bahan organic yang banyak tentulah sangat berbedah volume kepadatan tanahnya bila dibandingkan tanah yang memiliki  kandungan bahan organic yang sedikit selain itu topografi juga sangat mempengaruhi volume kepadatan tanah jika tanah yang terletak pada topografi yang curam maka kemampuan untuk mengikat air itu lebih rendah dibandingkan tanah yang terletak pada topografi yang datar (Hanafiah ,2005).
2.3.  Hubungan Partikel Density dengan kesuburan tanaman
Peranan yang besar dari nilai partikel density yaitu menjadi salah satu faktor pembatas dari pengolahan tanah suatu lahan pertanian. Dimana partikel density yang terlalu rendah  adalah tidak baik untuk media bercocok tanam. Nilai besaran partikel density dipengaruhi oleh adanya bahan organic, seperti mineral peyusunnya serta komposisi padatan tanah. Tanah yang banyak mengandung bahan organic akan kecil nilai partikel densitynya (Kemas, 2007).
Particle density sangatlah mempengaruhi pertumbuhan tanaman, semakin kecil nilai particle density maka makin sedikit ruang pori suatu jenis tanah yang secara otomatis mempengaruhi aktivitas tanaman dalam mencari unsur hara dalam tanah. (Anonim 2011)









III. METODOLOGI
3.1. Tempat dan Waktu
Praktikum Particle Density dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin Makassar pada hari Kamis, 21 November 2013, pada pukul 15.30 WITA – selesai.
3.2. Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum Particle Density adalah neraca, labu ukur 100 ml, hot plate, botol semprot.
bahan-bahan yang digunakan Sedangkan pada praktikum Particle Density adalah sampel tanah utuh, aquadest, dan kertas label.
3.3. Prosedur Kerja
Adapun langkah-langkah kerja dari praktikum particle density yaitu :
1.      Timbang labu kosong (x gram)
2.      Isikan tanah kering udara sekitar 50 gram ke dalam labu ukur.
3.      Kemudian timbang beserta labunya dan koreksi dengan kadar lengas tanahnya (Y= bobot labu kosong + tanah kering oven)
4.      Tambahkan air kurang lebih setengahnya sambil membilas tanah yang menempel di leher labu.
5.      Untuk mengusir udara yang terjerat didalam tanah, labu dididihkan beberapa menit
6.      Dinginkan labu beserta isinya sampai mencapai suhu ruangan, kemudian tambahakan air dingin yang telah didihkan sampai batas volume, lalu timbang
(Z gram)
7.       Keluarkan isi labu ukur, cuci, kemudian isi dengsn air dingin yang telah didihkan sampai batas volume. Timbang (A gram) atau (no 7) tidak usah dilakukan bila labu ukurnya telah diketahui ukuran volumnya, misal 100 ml dengan merubah rumus berat jenis.
8.       Menghitung Particle Density dengan persamaan :
PD/BJ (gr.cm-3) = 
KETERANGAN :            Y = berat labu kosong + tanah kering oven
                                          X = berat labu kosong (vol.labu 100 ml)
                                          Z = berat labu berisi (tanah + air) sampai garis batas
                                          A = berat labu air dingin, sampai garis batas
                                          d = kerapatan air pada saat pengamatan =1




IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Adapun hasil yang diperoleh berdasarkan praktikum Particle Density adalah sebagai berikut.
Tabel 6: Data Perhitungan Nilai Particle Density pada tanah Alfisol.
Jenis Tanah
Particle Density (gr/cm3)
Sampel tanah utuh (lapisan I)
3,07 gr/cm3
  Sumber : Data Primer setelah Diolah,2013.
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, tanah sampel memiliki nilai Particle Density sebesar 3,07 gr/cm3. Hal ini disebabkan karena kandungan bahan organik tanah tersebut tinggi, karena semakin besar bahan organik suatu tanah, maka nilai Particle Densitynya semakin rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Buckman dan Brady (1982) yang menyatakan bahwa karena berat bahan organik lebih kecil dari berat benda padat tanah mineral yang lain dalam volume yang sama, jumlah bahan organik dalam suatu tanah jelas mempengaruhi kerapatan butir. Akibatnya, tanah permukaan biasanya kerapatan butirnya lebih kecil dari sub soil.Top soil yang banyak mengandung bahan organik kerapatan butirnya menurun sampai 2,4 atau bahkan lebih rendah. Jadi, apabila suatu tanah seperti pada tanah sampel  memiliki nilai Particle Density yang rendah, maka bahan organik yang dikandungnya tinggi.
Tanah ini juga memiliki teksutur yang halus. Hal ini sesuai dengan pendapat Foth (1994) yang menyatakan bahwa Particle Density dipengaruhi oleh tekstur tanah. Semakin halus tekstur suatu tanah, maka semakin tinggi pula nilai Particle Densitynya dan sebaliknya, semakin kasar tekstur suatu tanah, maka Particle Densitynya semakin rendah.
Kadar air dari tanah ini pun baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (2003) yang berpendapat bahwa semakin baik kadar air dari suatu tanah maka kandungan bahan organik dan mineral tanahnya juga akan semakin banyak sehingga nilai Particle Densitynya rendah.
           












V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa :
1.      Pada lapisan profil tanah utuh memiliki nilai Particle Density sebesar 3,07 gram/cm3.
2.      Faktor – faktor yang mempengaruhi proses particle density yaitu kadar air , tekstur tanah , stuktur tanah,  topografi dan bahan organic serta pengolahan tanah.Makin tinggi kepadatan tanah maka tinggi bulk density-nya dan juga tanah organiknya yang lebih rendah dari pada tanah mineralnya.
5.2. Saran
Berdasarkan dari pengamatan yang telah dilakukan, tanah tersebut memiliki nilai Particle Density yang tinggi sehingga kurang cocok untuk pertanian. Jadi, sebaiknya tanah tersebut diolah secara intensif, yaitu dengan penambahan pupuk kandang dalam jumlah yang besar dan penambahan rumput bluegrass karena penambahan pupuk dalam jumlah besar tersebut merendahkan kerapatan massa tanah.





DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011. http://www.scribd.com/doc/57926062/Laporan-Particle-Density.    Diakses pada tanggal 8 November 2011, Makasar.

Buckman dan Brady, 1982. Ilmu Tanah. Bharata Karya Aksara, Jakarta

Foth, Hendry D., 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Erlangga, Gajah Mada University Press, Yogyakarta

Hakim, N., M. Yusuf Nyakpa, A. M. Lubis, Sutopo Ghani Nugroho, M. Amin Diha, Go Ban Hong, H. H. Bailey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung
Hanafiah. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah .PT Rajagrafindo:  Jakarta.
Kemas . 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Erlangga. Jakarta
Hardjowigeno, H. Sarwono., 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo, Jakarta.












LAMPIRAN


Perhitungan Particle Density pada tanah Alfisol

Dik : berat labu kosong + tanah kering oven (y) = 106
         berat labu kosong (vol.labu 100 ml) (x) = 55,8
        berat labu berisi (tanah + air) sampai garis batas (z) = 171
       berat labu air dingin, sampai garis batas (a) =184,2
       kerapatan air pada saat pengamatan =1 (d) = 1
Penyelesaian :

                  PD/BJ (gr.cm-3) = 
                  PD/BJ (gr.cm-3) =
                 PD/BJ (gr.cm-3) =


          
           
                       
      











apakah pendapat anda tentang blog ini?

RAMALAN CUACA

pendaftaran FMA

Powered byEMF HTML Contact Form

Total Tayangan Halaman

Popular Posts

Recent Posts

Social Media Sharing by CB Bloggerz

facebook

twitter