METODE DAN MESIN PENGERINGAN PERTANIAN
INFO TERBARU FMA(forum mahasiswa agroteknologi) UNHAS
Tugas
Pengganti Mid
Mekanisasi
Pertanian.
“Pengeringan
dan Mesin yang Digunakan”
Disusun oleh :
NAMA : PUTU EKA IRAWAN
NIM : G111 13 513
KELAS :
A
PROGRAM STUDI
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
I. PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Pengeringan hasil panen pertanian merupakan masalah
utama yang sering dihadapi oleh petani tradisional. Kadar air awal yang cukup
tinggi dan cuaca yang tidak mendukung sering menjadi kendala yang sangat sulit
dihadapi. Dalam kehidupan sehari-hari proses pengeringan sering kita jumpai
terutama dalam pengeringan produk pangan hasil pertanian, contohnya adalah
petani yang mengeringkan gabah saat panen padi yang dilakukan petani
konvensional di pedesaan.
Proses pengeringan yang banyak
dilakukan secara konvensional adalah menjemur produk yang akan dikeringkan
dibawah sinar terik matahari. Cara ini memerlukan waktu yang lama dan apabila
digunakan untuk mengeringkan bahan pangan, tingkat kehigienisannya kurang
terjamin karena kemungkinan terkontaminasi oleh polutan. Agar hasil pertanian
tetap bertahan dalam jangka waktu yang lama maka perlu dilakukan pengeringan
dengan menggunakan teknologi sehingga tidak bergantung lagi pada cuaca. Pada
industri yang mengolah hasil pertanian, proses pengeringan menjadi suatu proses
yang penting.
Pengeringan merupakan upaya untuk mengurangi kandungan
air pada bahan hingga tercapainya kadar air yang seimbang dengan lingkungan
sekitar. Tujuan proses pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air sehingga
memperlambat laju kerusakan bahan oleh mikroorganisme. Banyak faktor yang harus
diperhatikan dalam melakukan pengeringan antara lain suhu,tekanan, dan
mekanisme perpindahan bahan.
Alat pengering dapat
dikelompokkan menjadi 2, berdasarkan jenis bahan yang dikeringkan, yaitu
pengering bahan padat dan pasta, seperti pengering rak, pengering konveyor,
pengering rotary, pengering flash, pengering beku, dan pengering fluidized
bed; pengering bahan cair, seperti spray dryer dan drum dryer.
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah
ini yaitu untuk mempelajari berbagai jenis mesin pengering (dryer) seperti tray dryer, spray dryer, drum dryer, meliputi
penampakan mesin dan spesifikasi masing-masing masing mesin, membedakan
masing-masing mesin sesuai dengan fungsi, kapasitas, dan karakteristik bahan
yang dapat ditangani oleh mesin tersebut, dan mempelajari cara pengoperasian
mesin dan aplikasinya dalam industri.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
Bahasa ilmiah pengeringan adalah penghidratan, yang
berarti menghilangkan air dari suatu bahan. Proses pengeringan atau
penghidratan berlaku apabila bahan yang dikeringkan kehilangan sebahagian atau
keseluruhan air yang dikandungnya. Proses utama yang terjadi pasca proses
pengeringan adalah penguapan. Penguapan terjadi apabila air yang dikandung oleh
suatu bahan teruap, yaitu apabila panas diberikan kepada bahan tersebut. Panas
ini dapat diberikan melalui berbagai sumber, seperti kayu api, minyak dan gas,
arang baru ataupun tenaga surya.
Pengeringan juga dapat berlangsung dengan cara lain
yaitu dengan memecahkan ikatan molekul-molekul air yang terdapat di dalam
bahan. Apabila ikatan molekul-molekul air yang terdiri dari unsur dasar oksigen
dan hidrogen dipecahkan, maka molekul tersebut akan keluar dari bahan.
Akibatnya bahan tersebut akan kehilangan air yang dikandungnya.
Cara ini juga disebut pengeringan atau penghidratan.
Untuk memecahkan ikatan oksigen dan hidrogen ini, biasanya digunakan gelombang
mikro. Gelombang mikro merambat dengan frekuensi yang tinggi. Apabila gelombang
mikro disesuaikan setara dengan getaran molekul-molekul air maka akan terjadi
resonansi yaitu ikatan molekul-molekul oksigen dan hidrogen digetarkan dengan
kuat pada frekuensi gelombang mikro yang diberikan sehingga ikatannya pecah.
Hal ini yang menyebabkan air tersebut menguap. Proses
yang sama terjadi pada oven gelombang mikro (microwave) yang digunakan untuk memasak
makanan.Pada pembahasan selanjutnya kita tidak akan menyinggung proses
pengeringan menggunakan gelombang mikro, tetapi difokuskan pada pengeringan
menggunakan tenaga panas. Hal ini disebabkan sistem pengeringan gelombang mikro
mahal dan tidak digunakan secara luas untuk mengeringkan suatu bahan terutama
dalam sektor pertanian.
Dalam sektor pertanian sistem pengeringan yang umum
digunakan adalah tenaga surya. Pada sistem tenaga surya ini, bahan diexpose ke
sinar surya secara langsung maupun tidak langsung. Uap air yang terjadi
dipindahkan dari tempat pengeringan melalui aliran udara. Proses aliran udara
ini terjadi karena terdapat perbedaan tekanan. Perbedaan tekanan udara ini
dapat terjadi secara konveksi bebas maupun konveksi paksa. Konveksi bebas terjadi
tanpa bantuan luar, yaitu pengaliran udara hanya bergantung pada perbedaan
tekanan yang disebabkan oleh perbedaan densitas udara, sedangkan pada konveksi
secara paksa digunakan kipas untuk memaksa gerakan udara (Djarwo, P. 1988).
Pada sistem pengeringan yang bersumberkan tenaga
minyak, bahan yang akan dikeringkan diletakkan di dalam suatu ketel tertutup.
Udara panas hasil pembakaran minyak dialirkan mengenai permukaan bahan
tersebut. Akhir-akhir ini, cara tersebut diatas juga digunakan dalam teknologi
tenaga surya. Udara yang dipanaskan oleh pengumpul surya digunakan untuk
menguapkan air pada bahan.
Udara merupakan medium yang sangat penting dalam
proses pengeringan, untuk menghantar panas kepada bahan yang hendak
dikeringkan, karena udara satu-satunya medium yang sangat mudah diperoleh dan
tidak memerlukan biaya operasional. Oleh karena itu untuk memahami bagaimana
proses pengeringan terjadi, maka perlu ditinjau sifat udara.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengeringan ada 2 golongan, yaitu:
- Faktor yang berhubunga dengan udara pengering
Yang termasuk golongan ini adalah:
Ø Suhu: Makin
tinggi suhu udara maka pengeringan akan semakin cepat
Ø Kecepatan
aliran udara pengering: Semakin cepat udara maka pengeringan akan semakin cepat
Ø Kelembaban
udara: Makin lembab udara, proses pengeringan akan semakin lambat
Ø Arah aliran udara: Makin kecil sudut
arah udara terhadap posisi bahan,
maka bahan semakin cepat kering
- Faktor yang berhubungan dengan sifat bahan
Yang termasuk golongan ini adalah:
Ø Ukuran
bahan: Makin kecil ukuran benda, pengeringan akan makin cepat
Ø Kadar air:
Makin sedikit air yang dikandung, pengeringan akan makin cepat.
Proses pengeringan terbagi menjadi 3
kategori :
- Pengeringan udara atau pengeringan langsung dibawah tekanan atmosfir
Pengeringan ini memanfaatkan udara bebas di atmosfir
- Pengeringan hampa udara
Keuntungan
dalam pengeringan ini didasarkan dengan kenyataan penguapan air terjadi lebih
cepat di bawah tekanan rendah daripada di bawah tekanan tinggi.
- Pengeringan beku
Pengeringan
beku adalah sebuah proses yang memberikan kualitas bahan yang baik dari segi
kestabilitas aroma, warna, dan kemampuan rehidrasi. Pengeringan ini didasarkan
proses sublimisasi yang berada di temperature 0o celcius dan tekanan
613 Pascal.
Metode Pengeringan:
1.
Pengeringan
alami.
Pengeringan
alami terdiri dari:.
·
Sun Drying
Pengeringan dengan menggunakan sinar matahari
sebaiknya dilakukan di tempat yang udaranya kering dan suhunya lebih dari 100o
Fahrenheit. Pengeringan dengan metode ini memerlukan waktu 3-4 hari.
Untuk kualitas yang lebih baik, setelah pengeringan, panaskan bahan di oven
dengan suhu 175 o Fahrenheit selama 10-15 menit untuk menghilangkan
telur serangga dan kotoran lainnya
·
Air Drying
Pengeringan dengan udara berbeda dengan pengeringan
dengan menggunakan sinar matahari. Pengeringan ini dilakukan dengan cara
menggantung bahan di tempat udara kering berhembus. Misalnya di beranda atau di
daun jendela. Bahan yang biasa dikeringkan dengan metode ini adalah kacang-kacangan
(Ranganna, S., 1977).
·
Kelebihan
Pengeringan Alami adalah tidak memerlukan keahlian dan peralatan khusus, serta
biayanya lebih murah.
·
Kelemahan
Pengeringan Alami adalah membutuhkan lahan yang luas, sangat tergantung pada cuaca,
dan sanitasi hygiene sulit dikendalikan.
2.
Pengeringan
Buatan
Pengeringan
buatan terdiri dari:
·
Menggunakan
alat Dehidrator
Pengeringan makanan memerlukan waktu yang lama. Dengan
menggunakan alat dehydrator, makanan akan kering dalam jangka waktu 6-10 jam.
Waktu pengeringan tergantung dengan jenis bahan yang kita gunakan.
·
Menggunakan
oven
Dengan mengatur panas, kelembaban, dan kadar air, oven
dapat digunakan sebagai dehydrator. Waktu yang diperlukan adalah sekitar 5-12
jam. Lebih lama dari dehydrator biasa. Agar bahan menjadi kering, temperature
oven harus di atas 140o derajat Fahrenheit.
·
Kelebihan
Pengeringan Buatan adalah suhu dan kecepatan proses pengeringan dapat diatur
seuai keinginan, tidak terpengaruh cuaca, sanitisi dan higiene dapat
dikendalikan.
·
Kelemahan
Pengeringan Buatan adalah memerlukan keterampilan dan peralatan khusus, serta
biaya lebih tinggi dibanding pengeringan alami.
III. ALAT-ALAT
PENGERING .
Jenis-jenis alat pengeringan yang
digunakan pada praktikum kali ini :
3.1
Drum Drayer
Pengering ini digunakan
untuk mengeringkan zat-zat berbentuk cairan,misalnya susu atau air buah.
Alatnya terdiri dari pipa silinder yang besar, adayang hanya satu ada yang dua,
bagian dalamnya berfungsi menampung dan mengalirkan uap panas. Drum dryer
sangat cocok untuk penanganan lumpur ataupadatan yang berbentuk pasta atau
suspensi serta untuk bermacam-macam larutan (Anonim, 2010).
Pengeringan dengan drum
(Drum Drying) secara luas digunakan dalam pengeringan komersial di industri
pangan untuk berbagai jenis produk makanan berpati, makanan bayi,
maltodekstrin, suspensi dan pasta dengan viskositas tinggi (heavy pastes), dan
dikenal sebagai metode pengeringan yang paling hemat energi untuk jenis produk
tersebut. Karena terpapar pada suhu tinggi hanya dalam beberapa detik, drum
drying sangat cocok untuk kebanyakan produk yang sensitif terhadap panas.
Dan drum dryer dalam pembuatan bubuk melibatkan system kominusi. Dalam
operasional pengeringan, cairan, bubur, atau materi yang dihaluskan diletakan
sebagai lapisan tipis pada permukaan luar drum berputar yang dipanaskan oleh
uap. Setelah sekitar tiga perempat dari titik putaran, produk sudah kering dan
dipindahkan dengan pisau/scraper statis. Produk kering kemudian ditumbuk
menjadi serpih atau bubuk. Pengeringan drum adalah salah satu metode
pengeringan yang paling hemat energi dan khususnya efektif untuk
mengeringkan cairan dengan viskositas tinggi atau bubur makanan.
Proses optimalisasi drum
dryer ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya adalahtingkat
viskositas larutan bahan (kental atau encer), larutan yang encer lebih
cepatkering disebabkan lebih mudah memperluas permukaan cairan atau pasta.
Dalam aplikasinya dibidang industri biasanya drum dryer digunakan untuk
memproduksisereal dan ragi roti (Mujumdar, 1995).
Perbedaan penggunaan drum
dryer jika dibandingkan dengan oven dalampengolahan pangan yang mengadung
pati adalah tidak merusak bahan karena suhuyang digunakan berkisar antara 80oC
dalam waktu yang cepat, yaitu hanya sekaliputaran drum. sedangkan penggunaan
oven dalam pengeringan adalah dapat merusak bahan karena suhu yang dugunakan
tinggi dalam waktu yang relatif lama.
Klasifikasi
Drum Dryer
Pengering Drum diklasifikasikan menjadi 3, yaitu single
drum dryer, double drum dyer, dan twin drum dryer. Double drum
dyer memiliki dua drum yang berputar terhadap satu sama lain pada bagian atas.
Gap antara dua drum akan mengontrol ketebalan lapisan bahan yang diletakkan
pada permukaan drum. Twin drum dyer juga memiliki dua drum, tetapi
berputar berlawan satu sama lain pada bagian atas. Diantara tiga jenis drum
dryer tersebut single dan double drum dryer paling sering digunakan untuk
buah-buahan dan sayuran. Misalnyauntuk keripik kentang (single drum dryer) dan
pasta tomat (double drum dryer). Sedangkan twin drum druer digunakan untuk
pengeringan bahan yang menghasilkan produk berupa butiran/debu.Oleh
karena itu, yang lebih cocok untuk pembuatan bubuk adalah dengan twin drum
dryer.
Model pengering ini menggunakan proses konduksiuntuk menguapkan air dari
produk yang dikeringkan. Model initerdiri dari tiga komponen utama yaitu:
1. Tangki
Fungsi: sebagai tempat
produk yang akan dikeringkan. Produk yang akan dikeringkan ditampung dan
dikumpulkan di tempat ini. Bentuk tangki dibuat sedemikan rupa agar semua
produk dapat dikeringkan sempurna.
2. Drum
Fungsi: sebagi alat
pengering dimana ditempatkan uap panas dalam drum. Drum mempunyai konstruksi
sedemikan ruapa sehinggga dapat dimasukkan uap panas kedalamnya. Saat drum
berputar maka proses pengeringan yang dilakukan pada drum ini merupakan prodses
pengeringan lapis batas dimana prooduk akan bersinggungan dengan permukan panas
dan menempel pada drum sehingga dapat terangkut mengikuti putaran drum. Selama
pengangkutan ini kandungan air dalam produk akan menguap sehingga saat drum
berputar menyelesaikan siklus putarannya produk telah mencapai kadar air yang
diinginkan. Putaran drum dan panas uap yang masuk diatur sedemikan rupa untuk
mendapatkan produk dengan kadar air yang ditetapkan.
3. Pisau Skarp
Fungsi : memisahkan produk yangtelah kering. Produk yang diinginkan dan
masih menempel di drum dipisahkan dan ditampung ke dalamtangki keluaran. Proses
pemisahanini dilakukan dengan sebuah pisau skrap yang dibentuk sedemikan rupa
sehingga dapat memisahkan produk dari drum degan sempurna. Aliran massa pada
system Drum Drier dapat dianalisa untuk mendapatkan besarnya total energy yang
digunakan. Pemasukan material ke system dapat dianggap sebagai pemasukkan dua
jenis aliran massa, yaitu aliran massa produk dan aliran massa air. Disaat
berada dalam system kedua aliran terpisah dan kemudaian keluar kelingkungannya
dengan cara berbeda seseuai dengan sifat-sifat zatnya.
Prinsip
Kerja
Bagian drum berfungsi
sebagai suatu evaporator. Beberapa variasi darijenis drum tunggal adalah dua
drum yang berputar dengan umpan masuk dari atas atau bagian bawah kedua
drum tersebut. Terdiri dari gulunganlogam panas yang berputar. Pada bagian luar
terjadi penguapan lapisantipis zat cair atau lumpur untuk dikeringkan. Padatan
kering dikeluarkandari gulungan yang putarannya lebih diperlambat.
Mekanisme
Kerja
Cairan yang akan
dikeringkan disiramkan pada silinder pengering tersebut dan akan keluar secara teratur dan selanjutnya menempel
pada permukaan luar silinder yang
panas sehingga mengering, dan karena silinder tersebut berputar dan di bagian atas terdapat pisau pengerik
(skraper) maka tepung- tepung yang menempel
akan terkerik dan berjatuhan masuk ke dalam penampung, sehingga didapat
tepung sari hasil tanaman yang kering dan memuaskan (Ahmad, 2010)
Beberapa permasalahan yang
timbul pada drum dryer :
(1) terjadi fluktuasi kadar air dan ketebalan bahan
(2) akumulasi noncondensable gas dalam tabung yang mempengaruhi keseragaman
pengeringan;dan
(3) suhu permukaan drum mungkin berbeda-beda sepanjang drum.
Kelebihan drum dryer :
1. Produk yang dihasilkan memiliki porositas yang baik sehingga sifat
rehidrasi tinggi.
2. Bisa digunakan untuk makanan kering yang sangat kental, seperti pasta
dan patigelatinizedatau dimasak, yang tidak dapat mudah dikeringkan dengan
metode lain.
3. Efisiensi/hemat energi dan kecepatan yang tinggi.
4. Produk/hasil yang diperoleh lebih bersih dan higienis.
5. Mudah untuk mengoperasikan dan memelihara.
6. Fleksibel dan cocok untuk beberapa pengeringan tapi dalam jumlah kecil.
Kelemahan drum dryer
:
1. Tidak cocok untuk produk yang tidak dapat membentuk film (lapisan tipis)
yang bagus.
2. Khusus produk yang mengandung kadar gula tinggi seperti tomat pure tidak
mudahdipisahkan dari drum karena thermoplasticity dari suhu bahan.
3.Throughput (kecepatan hasil pengeringan per satuan waktu) relatif
rendah dibandingkandengan spray drying.
4. Biaya tinggi untuk perubahan permukaan drum karena presisi mesin sangat
dibutuhkan.
5. Kemungkinan panas produk dapat memberikan rasa masak dan pudarnya warna
karena kontak langsung dengan suhu tinggi di permukaan drum.
6. Tidak dapat memproses bahan/material yang mengandung garam tinggi (asin)
atau bersifat korosif karena berpotensi terjadi pitting
pada permukaan drum.
7. Luas kontak permukaan bahan dengan udara lebih rendah dibandingkan
dengan jenis pengeringan lainnya seperti spray drying atau fluidized bed
drying.
Aplikasi Drum
Dryer
Drum dryer antara lain
diaplikasikan pada pengeringan produk pangan seperti, susu, makanan bayi,
sereal, buah dan sayuran, pure kentang,
pati masak, dan lain-lain.
3.2
Tray Dryer
Tray Dryer (Cabinet Dryer)
merupakan salah satu alat pengeringan yang tersusun dari beberapa buah tray di
dalam satu rak. Tray dryer sangat besar manfaatnya bila produksinya kecil,
karena bahan yang akan dikeringkan berkontak langsung dengan udara panas. Namun
alat ini membutuhkan tenaga kerja dalam proses produksinya, biaya operasi yang
agak mahal, sehingga alat ini sering digunakan pada pengeringan bahan – bahan
yang bernilai tinggi.
Tray dryer termasuk kedalam system pengering konveksi menggunakan aliran
udara panas untuk mengeringkan produk. Proses pengeringan terjadi saat aliran
udara panas ini bersinggungan langsung dengan permukaan produk yang akan
dikeringkan. Produk ditempatkan pada setiap rak yang tersusun sedemikan rupa
agar dapat dikeringkan degan sempurna. Udara panas sebagai fluida kerja bagi
model ini diperoleh dari pembakaran bahan bakar, panas matahari atau listrik.
Kelembaban relative udara yang mana sebagi factor pembatas kemampuan udara
menguapkan air dari produk sangat diperhatikan dengan mengatur pemasukan dan
pengeluaran udara ked an dari alat pengering ini melalui sebuah alat pengalir.
Penggunaannya cocok untuk bahan yang berbentuk padat dan butiran, dan
sering digunakan untuk produk yang jumlahnya tidak terlalu besar. Waktu
pengeringan yang dibutuhkan (1-6 jam) tergantung dari dimensi alat yang
digunakan dan banyaknya bahan yang dikeringkan, sumber panas dapat berasal dari
steam boiler.
Gambar .
Tray Dryer
Prinsip
Kerja
Pengering tray ini dapat
beroperasi dalam vakum dan dengan pemanasan tak langsung. Uap dari zat padat
dikeluarkan dengan ejector atau pompa vakum. Pengeringan dengan sirkulasi udara
menyilang lapisan zat padat memerlukan waktu sangat lama dan siklus pengeringan
panjang yaitu 4-8 jamper tumpak. Selain itu dapat juga digunakan sirkulasi
tembus, tetapi tidak ekonomis karena pemendekan siklus pengeringan tidak akan
mengurangi biaya tenagakerja yang diperlukan untuk setiap tumpak.
Mekanisme
Kerja
Pada tray dryer,
yang juga disebut rak, ruang atau
pengering kompertement, bahan dapat berupa
padatan kental atau padatan pasta, disebarkan
merata pada tray logam yang dapat dipindahkan di dalam ruang (cabinet). Uap
panas disirkulasi melewati permukaan tray secara sejajar, panas listrik juga
digunakan khususnya untuk menurunkan muatan panassekitar 10-20 % udara yang
melewati atas tray adalah udara murni, sisanya menjadi udara sirkulasi. Setelah
pengeringan, ruang atau kabinet dibuka dan tray diganti denganpengering tumbak
(batch) tray. Modifikasi tipe ini adalah tipe tray truck yang ditolak ke dalam
pengering. Pada kasus bahan granular (butiran), bahan bisa dimasukkan dalam
kawat pada bagian bawah tiap-tiap tray, kemudian melalui sirkulasi pengering,
uap panas melewati bed permeabel memberikan waktu pengeringan yang lebih
singkat disebabkan oleh luas permukaan yang lebihbesar kena udara.
1.
SPRAY DRYER
Pengeringan semprot (spray drying) cocok digunakan untuk pengeringan bahan pangan cair seperti susu dan kopi (dikeringkan dalam bentuk larutan ekstrak kopi). Cairan yang akan dikeringkan dilewatkan pada suatu nozzle (semacam saringan bertekanan) sehingga keluar dalam bentuk butiran (droplet) cairan yang sangat halus. Butiran ini selanjutnya masuk kedalam ruang pengering yang dilewati oleh aliran udara panas
(Anonim,2009).
Evaporasi air akan berlangsung dalam hitungan detik, meninggalkan bagian padatan produk dalam bentuktepung. Kapasitasnya dapat beberapa kg per jam hingga 50 ton per jam penguapan (20000 pengering semprot) dan umpan yang diatomisasi dalam bentuk percikan disentuhkan dengan udara panas yang dirancang dengan baik.
Gambar . Spray Dryer
Contoh umum yang mengaplikasikan system spray dryer adalah proses proses pembuatan
susu bubuk. Pada industri susu bubuk, pada tahap pertama digunakan
evaporator (yang lebih murah biaya penguapannya) sampai dihasilkan
larutan pekat. Tahap berikutnya digunakan dryer (yanglebih mahal biaya
penguapannya) untuk memperoleh susu bubuk.
Fungsi evaporator :
Memekatkan bahan/susu dengan cara menguapkan air dalam bahan/susu sehingga
menaikkan total solid susu dari 40% menjadi 50%.
Metode mengeringan spray drying merupakan metode pengeringan yang
paling banyak digunakan dalam industri terutama industri makanan. Metode
ini mampu menghasilkan produk dalam bentuk bubuk atau serbuk dari
bahan-bahan seperti susu, buah buahan, dll.Fungsi spray dryer itu sendiri
adalah digunakan untuk menguapkan dan mengeringkanlarutan dan bubur (slurry)
sampai kering dengan cara termal, Sehingga didapatkan hasil berupazat padat
(bubuk) yang kering.
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini
yaitu :
1. pengeringan
adalah penghidratan, yang berarti menghilangkan air dari suatu bahan. Proses
pengeringan atau penghidratan berlaku apabila bahan yang dikeringkan kehilangan
sebahagian atau keseluruhan air yang dikandungnya.
2. metode
pengeringan dibagi menjadi 2 yaitu pengeringan alami dan pengering buatan.
3. alat-alat
pengeringan dibagi menjdi Drum Dryer, Tray Dryer, dan Spray Dryer.
4.2 Saran
Sebaiknya pengaplikasian alat-alat
pengeringan ini dapt dilakukan kepada mahasiswa agar mahasiswa lebih bisa
memahami prinsip kerja alat secara langsung sehingga lebih mudah di mengerti.
DAFTAR
PUSTAKA
Ananto
EE, Djojomartono M, Abdullah K, Eriyanto, 1992. Perkembangan tenaga pertanian
untuk usahatani padi sawah di Kabupaten Karawang. Suatu pendekatan simulasi
sistem. Media Penelitian Sukamandi. No. 11. P4-23.
Baharsyah
S. 1992. Pidato Pengarahan Menteri Pertanian pada Pembukaan Simposium
Penelitian Tanaman Pangan III. Dalam M. Syam, Hermanto, M. Karim, dan Sunihardi
(Ed.). Kinerja Penelitian Tanaman Pangan, Buku 1. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.
BPS
(Biro Pusat Statistik). 1988. Survei Susut Pascapanen Padi Musim Tanam
1986/1987. Kerja sama Biro Pusat Statistik, Ditjen Pertanian Tanaman Pangan,
Badan Pengendali Bimas, Badan Urusan Logistik, Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional, Institut Pertanian Bogor, dan Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian.
Damardjati
DS, Suismono, Sutrisno dan Nugraha US.
1988. Study on harvesting losses in difference harvest tools. Sukamandi
Research Institute for Food Crops.
Hosokawa
A. 1995. Rice Postharvest Technology. The Food Agency, Ministry of Agriculture,
Forestry and Fisheries, Japan Yoshihito Makao, ACE Corporation, Tokyo. p 566.
Mujumdar
S, Setyono A, Damarjati DS. 1995b.
Pengaruh keterlambatan perontokan padi terhadap kehilangan hasil dan mutu.
Laporan Hasil Penelitian 1988/89. Balai Penelitian Tanaman Padi Sukamandi.
Raharjo
B, Soehendi R, Hasbi, Hersyamsi, Hutapea Y,
Soemantri YU, Herawati E.
2012. Adaptasi Alat dan Mesin
Panen Model Stripper Harvester di Lahan pasang Surut Sumatera Selatan. Laporan Akhir Penelitian Insentif Riset
SINas. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan.
Rumiati.
1992. Cara panen dan perontokan padi VUTW untuk menentukan jumlah kehilangan.
Laporan Kemajuan Penelitian Seri Teknologi Lepas Panen No. 13 Sub Balittan
Karawang.
Setyono
A, Sutrisno, Nugraha S, Jumali. 2001.
Uji coba kelompok jasa pemanen dan jasa perontok. Laporan Akhir Tahun TA. 2000.
Balai Penelitian Tanaman Padi Sukamandi.
Sutrisno
DR, Achmad, Jumali, Setyono A. 2006. Pengaruh kapasitas kerja terhadap efisiensi
pengeringan gabah menggunakan box dryer bahan bakar sekam. hlm. 331-341.
Prosiding Seminar Nasional Mekanisasi pertanian. Balai Besar Pengembangan
Mekanisasi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Asosiasi Perusahaan Alat dan
Mesin Pertanian Indonesia.
Layanan Pendanaan Le_Meridian melampaui dan melampaui persyaratan mereka untuk membantu saya dengan pinjaman saya yang saya gunakan memperluas bisnis farmasi saya, Mereka adalah permata yang ramah, profesional, dan mutlak untuk bekerja dengan. Saya akan merekomendasikan siapa pun yang mencari pinjaman untuk dihubungi. Email..lfdsloans@lemeridianfds.com Atau lfdsloans@outlook.com.WhatsApp ... 19893943740.
BalasHapus