putubayong.blogspot.com

Senin, 28 April 2014

penegertian partenokarpi - putu eka irawan

Partenokarpi Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa Dalam botani, partenokarpi (harafiah berarti "buah perawan") merupakan gejala terbentuknya buah tanpa melalui proses pembuahan inti generatif terhadap sel telur. Gejala ini menunjukkan bahwa pembuahan merupakan salah satu, namun bukanlah satu-satunya, pemicu pembentukan buah. Bunga akan secara alami memproduksi hormon tumbuhan, yang diperlukan untuk mengawali proses pembentukan buah. Gejala partenokarpi dapat diamati pada pisang, ketimun, terong, nanas, pir, sukun, jambu-jambuan, dan sejumlah tumbuhan budidaya lainnya. Semangka tanpa biji juga produk dari gejala ini. Partenokarpi biasanya disukai di kalangan hortikultura karena menghasilkan buah tanpa biji atau berbiji lunak. Partenokarpi bukanlah gejala yang dapat disejajarkan dengan partenogenesis pada hewan. Gejala apomiksis pada tumbuhanlah yang lebih tepat sebagai gejala yang paralel.

Minggu, 20 April 2014

Tugas Individu DDA “OKULASI” Disusun oleh : NAMA : PUTU EKA IRAWAN NIM : G111 13 513 KELAS : B PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014 PELAKSANAAN OKULASI PADA KEBUN INDUK KAKAO Sumber Gambar: http://afandypoltek.wordpress.com Bahan Okulasi tanaman kakao berasal dari 2 (dua) jenis cabang yaitu ortotrop dan plagiotrop. Tanaman yang dihasilkan dari okulasi tunas ortotrop pada umumnya habitus baik , tanaman berjorget, tanaman tinggi besar dan percabangan teratur serta lebih lambat berbunga/berbuah. Sedangkan tanaman yang dihasilkan dari okulasi tunas plagiotrop pada umumnya habitus pendek, percabangan mulai dari permukaan tanah dan tanaman cepat berbuah. Faktor penting pada okulasi. Batang bawah: Batang bawah harus dalam pertumbuhan yang aktif, yang ditandai dengan adanya daun muda (flush). Sel-sel kulit batang bawah harus cukup mengandung air sehingga tidak terjadi kerusakan sel pada saat okulasi. Oleh karena itu sebaiknya okulasi dilakukan pada saat kandungan air tanah cukup. Entres kayu (kayu olulasi): Entres harus bermutu baik yaitu berwarna coklat (tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda), dan mata dalam keadaan baik (nampak jelas). Ketrampilan tenaga okulasi: Potongan mata okulasi dengan sayatan batang bawah harus serasi. Disamping itu luka sayatan dan potongan mata okulasi harus diusahakan agar tidak membuka terlalu lama. Cara mengokulasi. Okulasi Ortotrop. - Pilih cabang-cabang ortotrop yang telah memenuhi syarat, ambil dengan hati-hati , hindarkan dari luka dan terkena suhu tinggi, tangkai daun dipotong 1.5-2 cm - Batang bawah yang sudah berumur ± 1 tahun diokulasi dengan mata entres yang dikehendaki, kulit batang bawah ditarik dengan pisau okulasi selebar 0.7 mm dan panjang 3-4 cm dibuka dari bawah ke atas. - Mata okulasi disiapkan dengan cara menyayat mata bersama sedikit bagian kayu tempat mata tersebut menempel. - Kayu dilepas dengan hati-hati dari bagian ujung, lalu kulit dipotong seukuran bukaan batang bawah. - Mata okulasi secepat mungkin ditempelkan pada bukaan batang bawah yang masih segar. Permukaan kambium hindarkan dari sentuhan tangan agar tidak terkontaminasi kotoran. Ikatlah dengan tali rafia dari bawah ke atas. Dengan susunan seperti genteng. Pada musim hujan, tali okulasi dapat ditutup degan parafin yang dicairkan. - 14 hari setelah pelaksanaan, apabila mata okulasi tetap berwarna hijau berarti okulasi jadi/berhasil. Apabila okulasi tidak jadi maka segera diulang pada sisi yang berlawanan. - Kemudian dilakukan pengeratan batang bawah pada jarak 5-6 cm di atas tempelan. Satu minggu setelah mata membengkak (metir) , batang bawah dilengkungkan, dan empat bulan kemudian batang bawah dipotong. - Batang klonal yang tumbuh dari mata entres dirundukkan agar tumbuh tunas ortotrop dan dari tunas yang tumbuh ini selanjutnya dipelihara 2 tunas ortotrop. - Setelah 6 bulan, batang klonal pertama dipotong selanjutnya dipelihara 2 tunas ortotrop dan tunas ini terus dipelihara selama 6 bulan (misal tunas A dan B). - Selanjutnya tunas A dipotong setinggi 20 cm dan dari tunas A ini dipelihara tunas A1 dan A2 kemudian menyusul tunas B untuk dipelihara tunas B1 dan B2. - Empat tunas dari A dan B tersebut kemudian dipelihara dan tanaman siap menghasilkan kayu okulasi/entres. Okulasi Plagiotrop. - Ranting calon kayu okulasi diambil dengan hati-hati, jangan sampai terluka dan terkena suhu tinggi. Tangkai daun dipotong 1.5-2.0 cm. - Batang bawah dipilih dari bibit yang tumbuh sehat, umur ± 4 bulan , diameter batang ± 7 mm. Kulit batang bawah ditarik dengan pisau okulasi selebar 0.7 mm dan panjang 3-4 cm, dibuka dari bawah ke atas (di bawah kotiledon) - Sayatlah mata okulasi bersama sedikit bagian kayu tempat mata menempel. Selanjutnya kayu dilepas dengan hati-hati dari bagian ujung, lalu kulit dipotong seukuran bukaan batang bawah. - Mata okulasi dihindarkan tersentuh tangan agar tidak terkontaminasi kotoran. Ikat dengan talim rafia dari bawah ke atas dengan susunan seperti genteng. Pada musim hujan tali okulasi dapat ditutup dengan parafin yang dicairkan. - Setelah 14 hari, bila okulasi berhasil maka mata okulasi tetap hijau. Bila gagal maka segera diulang pada sisi yang berlawanan. Okulasi yang berhasil dilakukan pengeratan batang bawah pada jarak 5-6 cm di atas tempelan. Satu minggu setelah mata membengkak (metir) batang bawah dilengkungkan. - Setelah tunas okulasi berdaun 5-6 lembar, batang bawah dipotong di atas pertautan, kemudian tunas baru dirawat dengan baik, hindarkan dari serangan hama atau penyakit. Pemupukan dan penyiraman bibit dilakukan sebagaimana lazimnya. - Pertumbuhan tunas okulasi diarahkan ke atas, diberi tajar yang panjangnya 50-60 cm - Selama okulasi tidak boleh ada tunas-tunas air/wiwilan yang tumbuh - Bibit hasil okulasi siap dipindahkan ke kebun setelah berumur 8-9 bulan, panjang tunas ± 30 cm dan jumlah daun lebih dari 12 lembar. Dua minggu sebelum bibit dipindahkan, polibag diputar untuk memutus perakaran yang menembus tanah.

Sabtu, 12 April 2014

BAGIAN-BAGIAN BUNGA DAN FUNGSINYA

Pengertian Bunga Perhatikan gambar di samping! Bunga lengkap memiliki bagian-bagian sebagai berikut. Tangkai Bunga, Tangkai bunga merupakan bagian yang berada pada bagian bawah bunga. Tangkai ini berperan sebagai penopang bunga dan sebagai penyambung antara bunga dan batang atau ranting. Kelopak Bunga, Kelopak bunga merupakan bagian yang melindungi mahkota bunga ketika masih kuncup. Biasanya, bentuk dan warnanya menyerupai daun. Mahkota Bunga, Mahkota bunga umum nya memiliki warna bermacam-macam sehingga disebut perhiasan bunga. Warna yang menarik itu berguna untuk memikat kupu-kupu atau serangga lainnya agar hinggap pada bunga. Serangga tersebut dapat dalam proses penyerbukan. Benang sari dengan serbuk sari sebagai alat kelamin jantan. Putik terdapat di bagian tengah-tengah bunga. Biasanya, putik dikelilingi oleh benang sari. Putik berfungsi sebagai alat kelamin betina. Putik terdiri atas kepala putik dan tangkai putik. Dasar dan tangkai bunga sebagai tempat kedudukan bunga. Bunga yang memiliki tangkai, kelopak, mahkota, benang sari, dasar bunga, dan putik disebut bunga sempurna. Jika memiliki semua bagian kecuali putik, maka disebut bunga jantan. Jika memiliki semua bagian kecuali benang sari, maka disebut bunga betina. Bunga yang memiliki benang sari dan putik disebut bunga hermafrodit.

Kamis, 10 April 2014

MAKALAH HASIL PRODUK BIOTEKNOLOGI PERTANIAN

KULTUR JARINGAN (Makalah Hasil Bioteknologi Pertanian) Oleh PUTU EKA IRAWAN (G111 13 513) PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2014 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan meningkatnya pengetahuan teknologi yang terus-menerus maju, dari pembibitan tanaman yang di mulai dengan biji berlanjut ke pemilihan biji yang terbaik dan bertambah maju lagi dengan perbanyakan tanaman secara vegetatif. Berbagai macam dilakukan manusia untuk memperoleh suatu hasil yang baik dan memuaskan. Tingkat teknologi yang mendukung serta pengetahuan manusia yang semakin tinggi juga membawakan manfaat bagi petani terutam untuk pertanian dengan areal yang begitu besar. Kultur jaringan dalam bahasa asing disebut sebagai tissue culture. Kultur adalah budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. jadi, kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya.Kultur jaringan akan lebih besar presentase keberhasilannya bila menggunakan jaringan meristem. Jaringan meristem adalah jaringan muda, yaitu jaringan yang terdiri dari sel-sel yang selalu membelah, dinding tipis, plasmanya penuh dan vakuolanya kecil-kecil. Kebanyakan orang menggunakan jaringan ini untuk tissue culture. Sebab, jaringan meristem keadaannya selalu membelah, sehingga diperkirakan mempunyai zat hormon yang mengatur pembelahan. B. TUJUAN Adapun dengan di buatnya makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Memahami pengertian kultur jaringan 2. Mempelajari cara kultur jaringan yang baik dan benar 3. Belajar mensterilisasi alat untuk pembiakan kultur jaringan 4. Menerapkan kultur jaringan di kehidupan II . TINJAUAN PUSTAKA A. Pengergtian Kultur Jaringan Kultur jaringan berasal dari kata asing tissue culture, kultur yaitu beberapa jaringan yang memiliki bentuk yang sama kultur jaringan bisa dibilang membudidayakan tanaman dengan bagian jaringan tumbuhan tersebut yang bisa sama dengan induknya. Kultur jaringan ini lebih baik jika menggunakan jaringan meristem pada tumbuhan atau jaringan tumbuhan yang muda, yaitu jaringan yangterdiri dari sel-sel yang selalu membelah, dinding tipis, plasmanya penuh dan vakuolanya kecil-kecil. Karena jaringan meristem memiliki tugas selalu membelah dirinya jadi di pastikan memiliki hormon yang untuk mengatur pembelahan. Kultur jaringan merupakan salah satu perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan cara perbanyakana tanaman dengan cara mengisolasi bagian taaman seperti daun, mata tunas serta menumbuhkan bagian-bagiannya didalam mediabuata secara aseptik yang banyak nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat diperbanyak dan menjadi tanaman yang sempurna. Kultur jaringan ini diadakan agar memepermudah pembibitan tanaman yang khususnya pada pada tanaman yang secara geratif dalam pembiakanya. Dengan kultur jaringan ini mempermudah dalam mengahsilkan suatu tanaman dan mencari anakan yang bisa sama dengan induknya Kultur jaringan juga mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional. B. Tahapan yang dilakukan Dalam Kultur Jaringan Didalam melakukan Kultur Jaringan ada tahap-tahap yang harus dilakukan yaitu sebagai berikut: 1. Pembuatan Media Media merupakan faktor penetu dalam keberhasilan suatu budidaya pada kultur jaringan karena medialah tempat yang menjadi pertumbuhannya tanaman. Komposisi media yang digunakan tergantung jenis tanaman yang akan ditanam. Komposisi yang digunakan antaralain: 1. Ammonium nitrate (NH4NO3) 1,650 mg/l 2. Boric acid (H3BO3) 6.2 mg/l 3. Calcium chloride (CaCl2 • H2O) 440 mg/l 4. Cobalt chloride (CoCl2 • 6H2O) 0.025 mg/l 5. Magnesium sulfate (MgSO4 • 7H2O) 370 mg/l 6. Cupric sulfate (CuSO4 • 5H2O) 0.025 mg/l 7. Potassium phosphate (KH2PO4) 170 mg/l 8. Ferrous sulfate (FeSO4 • 7H2O) 27.8 mg/l 9. Potassium nitrate (KNO3) 1,900 mg/l 10. Manganese sulfate (MnSO4 • 4H2O) 22.3 mg/l 11. Potassium iodine (KI) 0.83 mg/l 12. Sodium molybdate (Na2MoO4 • 2H2O) 0.25 mg/l 13. Zinc sulfate (ZnSO4 • 7H2O) 8.6 mg/l 14. Na2EDTA • 2H2Oa 37.2 mg/lb Media yang digunakan dapat berupa garam vitamin, mineral, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf. 2. Inisiasi Inisiasi merupakan pengambilan eksplan/inokulum dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan jaringan adalah tunasnya. Inokulum dapat diambil dari potongan yang berasal dar kecambah atau jaringan tanaman dewasa yang mengandung jaringan meristem. 3. Sterilisasi Sterilisasi merupakan kegiatan dikultur jaringan untuk pengupayan bebas dari kontaminan dari luar yang kiranya dapat mengganggu pertumbuhan pada kultur jaringan. Sterilisai biasanya dengan menggunakan penyemprotan dengan etanol. Dalam kultur jaringan harus selalu steril baik diluar maupun di dalam. 4. Multiplikasi Multiplikasi merupakan kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Perlakuannya dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami eksplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan dalam keadaan steril dengan suhu kamar. 5. Pengakaran Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri). 6. Aklimatisasi Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif. Bibit hasil kultur jaringan yang ditanam di beberapa areal menunjukkan pertumbuhan yang baik, bahkan jati hasil kultur jaringan yang sering disebut dengan jati emas dapat dipanen dalam jangka waktu yang relatif lebih pendek dibandingkan dengan tanaman jati yang berasal dari benih generatif, terlepas dari kualitas kayunya yang belum teruji di Indonesia. Hal ini sangat menguntungkan pengusaha karena akan memperoleh hasil yang lebih cepat C. Keuntungan dan Kerugian Kultur Jaringan Keuntungan yang diperoleh dari kultur jaringan yaitu: 1. Pengadan bibitnya tidak tergantung musim 2. Bibit dapat diproduksi dalam jumlah yang banyak dalam waktu cepat. 3. Bibit yang dihasilkan seragam 4. Bibit yang dihasilkan bebas penyakit 5. Biaya pengangkutannya lebih murah 6. Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit dan pengaruh lingkungan. 7. Metabolit sekunder tanaman cepat dapat diketahui tanpa menunggu tanaman dewasa. Kerugian dari kultur jaringan yaitu: 1. Merupakan cara kultur jaringan adalah cara kultur yang dinilai mahal dan sulit. 2. Membutuhkan biaya yang tinggi untuk perlatan dan perlengkapanya. 3. Diperlukan persiapan SDM yang handal untuk mengerjakan perbanyakan kultur jaringan agar dapat memperoleh hasil yang memuaskan 4. Produk kultur jaringan pada akarnya kurang kokoh III. KESIMPULAN Dari wacana yang ada didalam makalah ini didapat kesimpulan sebagai berikut: 1. Kultur jaringan merupakan perbanyakan tanaman yang dihasilkan dari bagian jaringan tumbuhan yang menghasilkan tumbuhan sama dengan induknya. 2. Tahapan dalam kultur jaringan yaitu: menyiapkan media, inisiasi, sterilisasi, multiplikasi, pengakaran dan aklimatisasi. 3. Dalam melakukan kultur jaringan perlu diperhatikan sterilisasinya agar tidak ada kontaminan yang dapat mengganggu kultur jaringan. 4. Kultur jaringan dapat mempermudah, memperbanyak, dan mempecepat suatu tanaman yang sama dengan induknya atau sesuai keinginannya.   DAFTAR PUSTAKA Gunawan, L.W. 1987. Teknik Kultur Jaringan. Pusat Antar Universitas Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor, Bogor Smith, R.H. 2000. Plant Tissue Culture: Techniques and Experiments. Academic press, London. Taji, A., Dodd, W., Williams, R.R. 1997. Plant Tissue Culture Practice. University of New England, Armidale, NSW, Australia http://id.wikipedia.org/wiki/Kultur_jaringan, di akses paada tanggal 10 April 2012, pukul 16:35 http://nicedaysblue.web.id/index.php/my-project/39-science-and-tech/62-kultur-jaringan, di akses paada tanggal 10 April 2012, pukul 16:36 http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20081029045234AAwuqCD, di akses paada tanggal 10 April 2012, pukul 16:45

Minggu, 06 April 2014

Kamis, 03 April 2014

Passing Grade Universitas Gajah Mada (UGM) 2014

Home » Passing Grade » Passing Grade Universitas Gajah Mada (UGM) 2014 Passing Grade 7:11 PM Passing Grade Universitas Gajah Mada (UGM) 2014 Passing grade UGM terbaru, mungkin masih jauh dari fikiran adik – adik sekalian untuk memikirkan langkah selanjutnya dalam memilih PTN dan jurusan yang akan dipilih, karena masih tersedia waktu cukup banyak sebelun SBMPTN 2014. Mungkin dalam waktu dekat aka nada seleksi untuk SNMPTN undangan, tetapi apa salahnya kita sedia paying sebelum hujan dengan mengetahui obot jurusan yang kita pilih dengan melihat prediksi passing gradenya. Berikut merupakan passing grade salah satu PTN terfavorit di Indonesia yaitu Universitas Gajah Mada (UGM) tahun 2014 Passing Grade UGM Jurusan IPA 471225 Agronomi 45.05 471336 Arsitektur 53.61 471011 Biologi 47.72 471144 Budidaya Hutan 42.70 471285 Budidaya Perikanan 44.83 471211 Elektronika & Instrumentasi 52.04 471025 Farmasi 51.53 471152 Fisika 49.20 471425 Fisika Teknik 52.46 471203 Geofisika 50.19 471033 Geografi dan Ilmu Lingkungan 45.60 471085 Gizi Kesehatan 50.04 471322 Ilmu dan Industri Peternakan 47.72 471263 Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan 44.16 471071 Ilmu Keperawatan 46.04 471471 Ilmu Keperawatan Gigi 45.08 471182 Ilmu Komputer 51.80 471241 Ilmu Tanah 46.02 471041 Kartografi dan Penginderaan Jauh 44.56 471106 Kedokteran Hewan 48.19 471136 Kehutanan 43.50 471166 Kimia 51.50 471114 Manajemen Hutan 41.80 471306 Manajemen Sumberdaya Perikanan 40.69 471174 Matematika 48.44 471314 Mikrobiologi Pertanian 46.51 471055 Pembangunan Wilayah 51.26 471233 Pemuliaan Tanaman 45.33 471093 Pend. Dokter Gigi 52.35 471063 Pendidikan Dokter 57.70 471271 Penyuluhan dan Kom Pertanian 44.30 471344 Perencanaan Wilayah dan Kota 51.26 471255 Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis 47.60 471196 Statistika 50.04 471463 Tek. Industri Pertanian 52.36 471455 Tek. Pangan dan Hasil Pertanian 47.66 471382 Teknik Elektro 61.65 471352 Teknik Geodesi dan Geomatika 50.10 471366 Teknik Geologi 49.65 471433 Teknik Industri 61.00 471374 Teknik Kimia 60.62 471396 Teknik Mesin 57.76 471411 Teknik Nuklir 55.30 471441 Teknik Pertanian 50.61 471403 Teknik Sipil dan Lingkungan 54.60 471122 Teknologi Hasil Hutan 42.25 471293 Teknologi Hasil Perikanan 41.25 471323 Teknologi Informasi 45.54 Passing Grade UGM Jurusan IPS 472035 Akuntansi 57.51 472065 Antropologi Budaya 45.84 472073 Arkeologi 47.50 472154 Bahasa Korea 40.22 472162 Ilmu Administrasi Negara 53.62 472013 Ilmu Ekonomi 55.04 472043 Ilmu Filsafat 41.68 472176 Ilmu Hubungan Internasional 55.85 472051 Ilmu Hukum 54.37 472205 Ilmu Komunikasi 54.71 472184 Ilmu Pemerintahan 51.40 472081 Ilmu Sejarah 44.21 472192 Ilmu Sosiatri 41.09 472021 Manajemen 57.12 472225 Pariwisata 40.28 472221 Psikologi 53.25 472223 Sastra Arab 45.58 472095 Sastra Asia Barat 41.25 472102 Sastra Indonesia 43.90 472116 Sastra Inggris 43.90 472146 Sastra Jepang 42.68 472124 Sastra Nusantara 40.62 472132 Sastra Perancis 42.28 472213 Sosiologi 46.96 Demikian sedikit informasi mengenai passing grade SBMPTN UGM untuk Jurusan IPA dan IPS untuk tahun 2014, semoga bisa dijadikan motivasi awal bagi adik – adik yang akan mengikuti ujian SBMPTN tahun depan. Semoga sukses selalu Informasi mengenai Daya Tampung Universitas Gajah Mada (UGM) tahun 2014 silahkan Klik Disini Informasi Lainnya: Passing Grade Institut Agama Islam ... Passing Grade Institut Agama Islam ... Passing Grade Universitas Sebelas M... Passing Grade Universitas Sebelas M... Passing Grade Universitas Airlangga... Passing Grade Universitas Airlangga... Passing Grade Universitas Jendral S... Passing Grade Universitas Jendral S... Passing Grade Universitas Pendidika... Passing Grade Universitas Pendidika... di 7:11 PM Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook

LAPORAN PRAKTIKUM AKLIMATISASI PLANLET KENTANG _putu eka irawan (*UNHAS)

LAPORAN PRAKTIKUM AKLIMATISASI PLANLET KENTANG I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kultur jaringan atau budidaya in vitro adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, jaringan atau organ yang serba steril, ditumbuhkan pada media buatan yang steril, dalam botol kultur yang steril dan dalam kondisi yang aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbayak diri dan beregenerasi menjadi tanaman yang lengkap. Pekerjaan kultur jaringan meliputi: persiapan media, isolasi bahan tanam (eksplan), sterilisasi eksplan, inokulasi eksplan, aklimatisasi dan usaha pemindahan tanaman hasil kultur jaringan ke lapang. Pelaksana harus bekerja dengan teliti dan serius, karena setiap tahapan pekerjaan tersebut memerlukan penanganan tersendiri dengan dasar pengetahuan tersendiri Perbanyakan kentang dengan kultur jaringan dilakukan untuk memproduksi bibit kentang berkualitas, bebas penyakit dalam jumlah yang banyak dalam waktu singkat. Teknik perbanyakan klonal yang digunakan ditujukan untuk memproduksi plantlet kentang atau umbi mikro kentang yang dapat digunakan langsung sebagai bibit dilapangan atau untuk memproduksi umbi bibit yang digunakan untuk penanaman kentang. Metode yang umum digunakan untuk produksi plantlet dan umbi mikro kentang adalah teknik kultur meristem atau kultur satu mata tunas (single-node culture). Kultur meristem digunakan untuk produksi bibit kentang bebas virus. 1.2 Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui cara mempersiapkan tanaman untuk diaklimatisasikan 2. Mengetahui cara mengaklimatisasikan tanaman hasil kultur jaringan dalam media aklimatisasi II. TINJAUAN PUSTAKA Kentang merupakan salah satu jenis tanaman yang telah lama diperbanyak dengan teknik kultur jaringan secara komersial. Perbanyakan kentang selama ini umumnya dilakukan dengan umbi bibit (tuber). Produksi umbi bibit dapat dilakukan sendiri oleh petani atau oleh produsen umbi bibit kentang. Umbi bibit yang digunakan oleh petani bervariasi kualitas, yaitu umbi bibit generasi F4 sampai F6. Kekurangan produksi umbi bibit ini dilapangan adalah kemungkinan infeksi umbi oleh patogen dan virus yang terbawa oleh organ vegetatif ini. Lahan pertanian kentang di Indonesia umumnya terinfeksi oleh virus. Virus yang terbawa oleh bibit kentang dapat menurunkan produkstivitas tanaman kentang sebesar 10 - 15 % per generasi. Perbanyakan kentang dengan kultur jaringan dilakukan untuk memproduksi bibit kentang berkualitas, bebas penyakit dalam jumlah yang banyak dalam waktu singkat. Teknik perbanyakan klonal yang digunakan ditujukan untuk memproduksi plantlet kentang atau umbi mikro kentang yang dapat digunakan langsung sebagai bibit dilapangan atau untuk memproduksi umbi bibit yang digunakan untuk penanaman kentang. Pekerjaan kultur jaringan meliputi: persiapan media, isolasi bahan tanam (eksplan), sterilisasi eksplan, inokulasi eksplan, aklimatisasi dan usaha pemindahan tanaman hasil kultur jaringan ke lapang. Pelaksana harus bekerja dengan teliti dan serius, karena setiap tahapan pekerjaan tersebut memerlukan penanganan tersendiri dengan dasar pengetahuan tersendiri Kultur jaringan merupakan salah satu teknik menumbuh kembangkan bagian tanaman, berupa sel, jaringan ataupun organ dalam kondisi aseptic di laboratorium sehingga bagian tanaman tersebut memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap. “Jadi melalui kultur jaringan ini kita bisa menghasilkan ribuan tanaman dalam satu sel tanaman,”jelasnya. Langkah pertama yang dilakukannya adalah survey lapangan untuk melihat tanaman kentang, hasilnya tampak beberapa tanaman yang tumbuh dengan bagus dan memiliki umbi yang tidak terserang hama dan penyakit yang kemudian dipilih sebagai sumber benih “Maka kita berinisitiap atau berpikir bahwa mungkin ada sesuatu yang dimiliki tanaman ini karena tanaman lain terserang sementara dia tidak terserang hama penyakit,”katanya. Tanaman yang tidak terserang tersebut yang diambil umbinya, selanjutnya dilakukan uji hama dan penyakit di laboratorium Unhas, setelah diuji dan dianggap sudah bebas dari hama dan penyakit maka kemudian dilakukan penanaman dalam wadah polibag yang sudah tercampur dengan pupuk kandang. Setelah tumbuh bagus, selanjutnya dipindahkan ditempat gelap dengan harapan agar pertumbuhan tanaman ruas akan mengalami pemajaman (etoloasi). Dengan cara tersebut perkembangan tanaman akan lebih cepat dibandingkan perkembangan virus yang hinggap ditanaman tersebut sehingga penyakit tidak terdapat dalam tanaman. Pada saat itulah pucuk batang distek beberapa bagian lalu ditanam dalam botol yang telah berisi media MS (Murasiga Schokrosa) atau biasa dikenal dengan sebutan media agar-agar. Setelah selang beberapa hari stek tersebut dipindahkan ke media yang lebih besar untuk memperoleh lebih banyak tanaman hasil kultur jaringan yang juga telah berisi agar-agar. Kemudian stek dari kultur tersebut ditanam pada media arang sekam dan diaklimatisasi (disimpang) hingga 3 minggu sampai membentuk pucuk baru. Penanaman dari stek ke stek dilakukan hingga 3 kali agar memperoleh hasil yang lebih baik. Selanjutnya tanaman diaklimatisasikan atau dipindahkan dari ruang yang serba diatur suhunya (full AC) di laboratorium biotek pertanian Universitas Hasanuddin ke green house di desa Loka Kabupaten Bantaeng yang sebagian suhunya masih dilakukan pengentrolan. III. METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan Bahan yang digunakan adalah : • Planlet kentang hasil kultur jaringan • Aquades steril • Media pasir steril • Nutrisi (media MS dengan 50 kali pengenceran) Alat yang digunakan adalah : • Gelas plastic aqua, • Spet, • Pinset, • Hand sprayer • Isolasi • Lebel 3.2 Prosedur Kerja 1. Menyiapkan planlet kentang, mengeluarkan planlet dari botol kultur secara hati-hati dengan menggunakan pinset 2. Mencuci planlet pada air yang mengalir sehingga tidak adaagar yang menempel di akarnya 3. Menanamkan planlet tersebut dengan segera pada media pasir yang telah diberi larutan pupuk dari media MS. Dan langsung menuntup kembali dengan gelas aqua lainnya. 4. Meletakkan gelas-gelas aqua yang berisi planlet tersebut pada rak-rak yang telah disiapkan 5. Mengamati pertumbuhannya. (jumlah daun, tunas, tinggi tunas, warna daun, jumlah cabang dan anakan. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Pengamatan Panjang Akar Minggu ke 1 2 3 4 Diberi Larutan A - - - - Diberi Larutan B - - - - Keterangan: potongan planlet baik yang diberi larutan A dan diberi lartan B yang diaklimatisasi pada media pasir mati 4.2 Pembahasan Pada praktikum aklimatisasi tanaman kentang, dimana aklimatisasi planlet yang dilakukan di dalam botol aqua yang diberi media pasir tidak berhasil. Sebelumnya aklimatisasi ini dilakukan dengan dua perlakuan yaitu perlakuan pertama dengan direndam dengan larutan auksin dan yang kedua tanpa auksin. Perendaman ini ditujukan untuk melihat pengaruh auksin terhadap pertumbuhan akar. Namun pengamatan berikutnya tidak dapat dilakukan karena planlet mati sehingga tidak didapatkan data. Kematian planket yang diakimatisasi diduga karena kontaminasi planlet sebelum dilakukan akimatisasi. Sebelum aklimatisasi sebagian planlet yang akan diaklimatisasi telah terkntaminasi oleh jamur. Penyebab lain dari kematian planlet diguga karena kekeringan karena selama praktikum tidak dilakukan penyiraman pada planlet yang diaklimatisasi, sehinga planlet tersebut menjadi kerin dan mati. V. KESIMPULAN • Alimatisasi planlet kentang yang dilakukan tidak berhasil • Dalam proses akimatisasi perlu perawatan yang serius dan baik, sehingga tanaman dapat tumbih dengan baik DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2008. Bioteknologi. Fakultas Pertanian Universitas Udayana. http://www.fp.unud.ac.id/biotek/?page_id=62. Download 2 Januari 2009. , 2008. Kultur Jaringan. http://www.tamanmundu.com/budidaya-tanaman/28-budidaya/40-kultur-jaringan.html. Download 2 Januari 2009. Gunawan, L.W. 1995. Teknik Kultur Invitro Dalam Holtikultura. Penebar Swadaya. Jakarta. Suryowinoto, M. 1996. Pemuliaan Tanaman Secara In Vitro. Kanisius. Yogyakarta.

FLUIDA STATIK DAN DINAMIS

FLUIDA STATIK DAN DINAMIS FLUIDA Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida mencakup zat car, air dan gas karena kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras atau seluruh zat padat tidak digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa mengalir. Susu, minyak pelumas, dan air merupakan contoh zat cair. dan Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari. Fluida ini dapat kita bagi menjadi dua bagian yakni: 1. Fluida statis 2. Fluida Dinamis 1. FLUIDA STATIS Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya geser. Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis sederhana dan tidak sederhana. Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah air di bak yang tidak dikenai gaya oleh gaya apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain-lain yang mengakibatkan air tersebut bergerak. Contoh fluida statis yang tidak sederhana adalah air sungai yang memiliki kecepatan seragam pada tiap partikel di berbagai lapisan dari permukaan sampai dasar sungai. Cairan yang berada dalam bejana mengalami gaya-gaya yang seimbang sehingga cairan itu tidak mengalir. Gaya dari sebelah kiri diimbangi dengan gaya dari sebelah kanan, gaya dari atas ditahan dari bawah. Cairan yang massanya M menekan dasar bejana dengan gaya sebesar Mg. Gaya ini tersebar merata pada seluruh permukaan dasar bejana. Selama cairan itu tidak mengalir (dalam keadaan statis), pada cairan tidak ada gaya geseran sehingga hanya melakukan gaya ke bawah oleh akibat berat cairan dalam kolom tersebut. Sifat- Sifat Fluida Sifat fisis fluida dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida berada dalam keadaan diam (statis). Sifat-sifat fisis fluida statis ini di antaranya, massa jenis, tegangan permukaan, kapilaritas, dan viskositas. 1. Massa Jenis Pernahkah Anda membandingkan berat antara kayu dan besi? Benarkah pernyataan bahwa besi lebih berat daripada kayu? Pernyataan tersebut tentunya kurang tepat, karena segelondong kayu yang besar jauh lebih berat daripada sebuah bola besi. Pernyataan yang tepat untuk perbandingan antara kayu dan besi tersebut, yaitu besi lebih padat daripada kayu. Anda tentu masih ingat, bahwa setiap benda memiliki kerapatan massa yang berbeda-beda serta merupakan sifat alami dari benda tersebut. Dalam Fisika, ukuran kepadatan (densitas) benda homogen disebut massa jenis, yaitu massa per satuan volume. Jadi massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air). Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg·m-3) Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama. Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut. dengan: m = massa (kg atau g), V = volume (m3 atau cm3), dan ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3). Jenis beberapa bahan dan massa jenisnya dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density) Bahan Massa Jenis (g/cm3) Nama Bahan Massa Jenis (g/cm3) Air 1,00 Gliserin 1,26 Aluminium 2,7 Kuningan 8,6 Baja 7,8 Perak 10,5 Benzena 0,9 Platina 21,4 Besi 7,8 Raksa 13,6 Emas 19,3 Tembaga 8,9 Es 0,92 Timah Hitam 11,3 Etil Alkohol 0,81 Udara 0,0012 2. Tegangan permukaan Mari kita amati sebatang jarum atau sebuah silet yang kita buat terapung di permukaan air sebagai benda yang mengalami tegangan permukaan. Tegangan permukaan disebabkan oleh interaksi molekul-molekul zat cair dipermukaan zat cair. Di bagian dalam cairan sebuah molekul dikelilingi oleh molekul lain disekitarnya, tetapi di permukaan cairan tidak ada molekul lain dibagian atas molekul cairan itu. Hal ini menyebabkan timbulnya gaya pemulih yang menarik molekul apabila molekul itu dinaikan menjauhi permukaan, oleh molekul yang ada di bagian bawah permukaan cairan. Sebaliknya jika molekul di permukaan cairan ditekan, dalam hal ini diberi jarum atau silet, molekul bagian bawah permukaan akan memberikan gaya pemulih yang arahnya ke atas, sehingga gaya pemulih ke atas ini dapat menopang jarum atau silet tetap di permukaan air tanpa tenggelam. Gaya ke atas untuk menopang jarum atau silet agar tidak tenggelam merupakan perkalian koefisien tegangan permukaan dengan dua kali panjang jarum. Panjang jarum disini adalah permukaan yang bersentuhan dengan zat cair. Jadi dapat kita simpulkan bahwa pengertian dari tegangan permukaan adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis. 3. Kapilaritas Tegangan permukaan ternyata juga mempunyai peranan pada fenomena menarik, yaitu kapilaritas. Contoh peristiwa yang menunjukkan kapilaritas adalah minyak tanah, yang dapat naik melalui sumbu kompor. Selain itu, dinding rumah kita pada musim hujan dapat basah juga terjadi karena adanya gejala kapilaritas. Untuk membahas kapilaritas, kita perhatikan sebuah pipa kaca dengan diameter kecil (pipa kapiler) yang ujungnya terbuka saat dimasukkan ke dalam bejana berisi air. Kita dapat menyaksikan bahwa permukaan air dalam pipa akan naik. Lain hasilnya jika kita mencelupkan pipa tersebut ke dalam bejana berisi air raksa. Permukaan air raksa dalam tabung akan turun atau lebih rendah daripada permukaan air raksa dalam bejana. Gejala inilah yang disebut dengan gejala kapilaritas. Pada kejadian ini, pipa yang digunakan adalah pipa kapiler. Oleh karena itu, gejala kapilaritas adalah gejala naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler. Permukaan zat cair yang berbentuk cekung atau cembung disebut meniskus. Permukaan air pada dinding kaca yang berbentuk cekung disebut meniskus cekung, sedangkan permukaan air raksa yang berbentuk cembung disebut meniskus cembung. Penyebab dari gejala kapiler adalah adanya adhesi dan kohesi. Kohesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain tidak dapat menempel karena molekulnya saling tolak menolak. sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel dengan baik karena molekulnya saling tarik menarik atau merekat. Pada gejala kapilaritas pada air, air dalam pipa kapiler naik karena adhesi antara partikel air dengan kaca lebih besar daripada kohesi antar partikel airnya. Sebaliknya, pada gejala kapilaritas air raksa, adhesi air raksa dengan kaca lebih kecil daripada kohesi antar partikel air raksa. Oleh karena itu, sudut kontak antara air raksa dengan dinding kaca akan lebih besar daripada sudut kontak air dengan dinding kaca. Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya tegangan permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa. Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan gejala kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari: a. Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor sehingga kompor bisa dinyalakan. b. Kain dan kertas isap dapat menghisap cairan. c. Air dari akar dapat naik pada batang pohon melalui pembuluh kayu. Selain keuntungan, kapilaritas dapat menimbulkan beberapa masalah berikut ini : Air hujan merembes dari dinding luar, sehingga dinding dalam juga basah. Air dari dinding bawah rumah merembes naik melalui batu bata menuju ke atas sehingga dinding rumah lembab. 4. Viskositas Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida), viskositas adalah "Ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena itu, air yang "tipis", memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang "tebal", memiliki viskositas yang lebih tinggi. Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari fluida tersebut. Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk mengalir dan mungkin dapat dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida. Seluruh fluida (kecuali superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena itu disebut kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan tegangan disebut fluide ideal. Tekanan Hidrostatis Masih ingatkah Anda definisi tekanan? Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu permukaan bidang dan dibagi luas permukaan bidang tersebut. Secara matematis, persamaan tekanan dituliskan sebagai berikut. p= F/ A dengan: F = gaya (N), A = luas permukaan (m2), dan p = tekanan (N/m2 = Pascal). Persamaan diatas menyatakan bahwa tekanan p berbanding terbalik dengan luas permukaan bidang tempat gaya bekerja. Jadi, untuk besar gaya yang sama, luas bidang yang kecil akan mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada luas bidang yang besar. Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan hidrostatis disebabkan oleh fluida tak bergerak. Tekanan hidrostatis yang dialami oleh suatu titik di dalam fluida diakibatkan oleh gaya berat fluida yang berada di atas titik tersebut. Jika besarnya tekanan hidrostatis pada dasar tabung adalah p, menurut konsep tekanan, besarnya p dapat dihitung dari perbandingan antara gaya berat fluida (F) dan luas permukaan bejana (A). p= F/A Gaya berat fluida merupakan perkalian antara massa fluida dengan percepatan gravitasi Bumi, ditulis p= massa x gravitasi bumi / A Oleh karena m = ρ V, persamaan tekanan oleh fluida dituliskan sebagai p = ρVg / A Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil perkalian antara luas permukaan bejana (A) dan tinggi fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu, persamaan tekanan di dasar bejana akibat fluida setinggi h dapat dituliskan menjadi p= ρ(Ah) g / A = ρ h g Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan ph, persamaannya dituliskan sebagai berikut. Ph = ρ g h ph = tekanan hidrostatis (N/m2), ρ = massa jenis fluida (kg/m3), g = percepatan gravitasi (m/s2), dan h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m). Semakin tinggi dari permukaan Bumi, tekanan udara akan semakin berkurang. Sebaliknya, semakin dalam Anda menyelam dari permukaan laut atau danau, tekanan hidrostatis akan semakin bertambah. Mengapa demikian? Hal tersebut disebabkan oleh gaya berat yang dihasilkan oleh udara dan zat cair. Anda telah mengetahui bahwa lapisan udara akan semakin tipis seiring bertambahnya ketinggian dari permukaan Bumi sehingga tekanan udara akan berkurang jika ketinggian bertambah. Adapun untuk zat cair, massanya akan semakin besar seiring dengan bertambahnya kedalaman. Oleh karena itu, tekanan hidrostatis akan bertambah jika kedalaman bertambah. Contoh menghitung tekanan hidrostatis Tabung setinggi 30 cm diisi penuh dengan fluida. Tentukanlah tekanan hidrostatis pada dasar tabung, jika g = 10 m/s2 dan tabung berisi: a. air, b. raksa, dan c. gliserin. Gunakan data massa jenis pada Tabel Jawab Diketahui: h = 30 cm dan g = 10 m/s2. Ditanya : a. Ph air b. Ph raksa c. Ph gliserin Jawab : a. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi air: Ph = ρ gh = (1.000 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 3.000 N/m2 b. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi air raksa: Ph = ρ gh = (13.600 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 40.800 N/m2 c. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi gliserin: Ph = ρ gh = (1.260 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 3.780 N/m2 Prinsip tekanan hidrostatis ini digunakan pada alat-alat pengukur tekanan. Alat-alat pengukur tekanan yang digunakan untuk mengukur tekanan gas, di antaranya sebagai berikut. a. Manometer Pipa Terbuka Manometer pipa terbuka adalah alat pengukur tekanan gas yang paling sederhana. Alat ini berupa pipa berbentuk U yang berisi zat cair. Ujung yang satu mendapat tekanan sebesar p (dari gas yang hendak diukur tekanannya) dan ujung lainnya berhubungan dengan tekanan atmosfir (p0). b. Barometer Barometer raksa ini ditemukan pada 1643 oleh Evangelista Torricelli, seorang ahli Fisika dan Matematika dari Italia. Barometer adalah alat untuk mengukur tekanan udara. Barometer umum digunakan dalam peramalan cuaca, dimana tekanan udara yang tinggi menandakan cuaca bersahabat, sedangkan tekanan udara rendah menandakan kemungkinan badai. Ia mendefinisikan tekanan atmosfir dalam bukunya yang berjudul “A Unit of Measurement, The Torr” Tekanan atmosfer (1 atm) sama dengan tekanan hidrostatis raksa (mercury) yang tingginya 760 mm. Cara mengonversikan satuannya adalah sebagai berikut. ρ raksa × percepatan gravitasi Bumi × panjang raksa dalam tabung atau (13.600 kg/cm3 )(9,8 m/s2)(0,76 m) = 1,103 × 105 N/m2 Jadi, 1 atm = 76 cmHg = 1,013 × 105 N/m2 c. Pengukur Tekanan Ban Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan udara di dalam ban. Bentuknya berupa silinder panjang yang di dalamnya terdapat pegas. Saat ujungnya ditekankan pada pentil ban, tekanan udara dari dalam ban akan masuk ke dalam silinder dan menekan pegas. Besarnya tekanan yang diterima oleh pegas akan diteruskan ke ujung lain dari silinder yang dihubungkan dengan skala. Skala ini telah dikalibrasi sehingga dapat menunjukkan nilai selisih tekanan udara luar (atmosfer) dengan tekanan udara dalam ban. MEKANIKA FLUIDA Mekanika fluida adalah subdisiplin dari mekanika kontinum yang mempelajari fluida (yang dapat berupa cairan dan gas). Mekanika fluida dapat dibagi menjadi fluida statik dan fluida dinamik. Fluida statis mempelajari fluida pada keadaan diam sementara fluida dinamis mempelajari fluida yang bergerak. Fluida Newtonian vs. non-Newtonian Sebuah Fluida Newtonian (dinamakan dari Isaac Newton) didefinisikan sebagai fluida yang tegangan gesernya berbanding lurus secara linier dengan gradien kecepatan pada arah tegak lurus dengan bidang geser. Definisi ini memiliki arti bahwa fluida newtonian akan mengalir terus tanpa dipengaruhi gaya-gaya yang bekerja pada fluida. Sebagai contoh, air adalah fluida Newtonian karena air memiliki properti fluida sekalipun pada keadaan diaduk. Sebaliknya, bila fluida non-Newtonian diaduk, akan tersisa suatu "lubang". Lubang ini akan terisi seiring dengan berjalannya waktu. Sifat seperti ini dapat teramati pada material-material seperti puding. Peristiwa lain yang terjadi saat fluida non-Newtonian diaduk adalah penurunan viskositas yang menyebabkan fluida tampak "lebih tipis" (dapat dilihat pada cat). Ada banyak tipe fluida non-Newtonian yang kesemuanya memiliki properti tertentu yang berubah pada keadaan tertentu. Persamaan pada fluida Newtonian Konstanta yang menghubungkan tegangan geser dan gradien kecepatan secara linier dikenal dengan istilah viskositas. Persamaan yang menggambarkan perlakuan fluida Newtonian adalah: di mana τ adalah tegangan geser yang dihasilkan oleh fluida μ adalah viskositas fluida-sebuah konstanta proporsionalitas adalah gradien kecepatan yang tegak lurus dengan arah geseran Viskositas pada fluida Newtonian secara definisi hanya bergantung pada temperatur dan tekanan dan tidak bergantung pada gaya-gaya yang bekerja pada fluida. Jika fluida bersifat inkompresibel dan viskositas bernilai tetap di seluruh bagian fluida, persamaan yang menggambarkan tegangan geser (dalam koordinat kartesian) adalah di mana τij adalah tegangan geser pada bidang ith dengan arah jth vi adalah kecepatan pada arah ith xj adalah koordinat berarah jth Jika suatu fluida tidak memenuhi hubungan ini, fluida ini disebut fluida non-Newtonian. ALIRAN FLUIDA Aliran fluida dapat diaktegorikan: 1. Aliran laminar Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan – lapisan, atau lamina – lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar . Dalam aliran laminar ini viskositas berfungsi untuk meredam kecendrungan terjadinya gerakan relative antara lapisan. Sehingga aliran laminar memenuhi hukum viskositas Newton 2. Aliran turbulen Aliran dimana pergerakan dari partikel – partikel fluida sangat tidak menentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi yang terjadi membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh fluida sehingga menghasilkan kerugian – kerugian aliran. 3. Aliran transisi Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen. KONSEP DASAR Bilangan Reynolds Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak berdimensi yang dapat membedakan suatu Dilihat dari kecepatan aliran, menurut (Mr. Reynolds) diasumsikan/dikategorikanlaminar bila aliran tersebut mempunyai bilangan Re kurang dari 2300, Untuk aliran transisi berada pada pada bilangan Re 2300 dan 4000 biasa juga disebut sebagai bilangan. Viskositas Viskositas fluida merupakan ukuran ketahanan sebuah fluida terhadap deformasi atau perubahan bentuk. Viskositas dipengaruhi oleh temperatur, tekanan, kohesi dan laju perpindahan momentum molekularnya. Viskositas zat cair cenderung menurun dengan seiring bertambahnya kenaikan temperatur hal ini disebabkan gaya – gaya kohesi pada zat cair bila dipanaskan akan mengalami penurunan dengan semakin bertambahnya temperatur pada zat cair yang menyebabkan berturunya viskositas dari zat cair tersebut. Rapat jenis (density ) Density atau rapat jenis (ρ) suatu zat adalah ukuran untuk konsentrasi zat tersebut dan dinyatakan dalam massa persatuan volume; sifat ini ditentukan dengan cara menghitung nilai density dapat dipengaruhi oleh temperatur semakin tinggi temperatur maka kerapatan suatu fluida semakin berkurang karena disebabkan gaya kohesi dari molekul – molekul fluida semakin berkurang. Koefisien Gesek Koefisien gesek dipengaruhi oleh kecepatan, karena distribusi kecepatan pada aliran laminar dan aliran turbulen berbeda, maka koefisien gesek erbeda pula untuk masing – masing jenis aliran. Reynolds kritis, sedangkan aliran turbulen mempunyai bilangan Re lebih dari 4000. TEKANAN DALAM FLUIDA Misalkan kita sedang berendam di dalam air, apa yang kita rasakan? Seolah-olah air menekan seluruh tubuh kita yang bersentuhan dengan air. Tekanan ini semakin besar apabila kita masuk lebih dalam ke dalam air. Fenomena apa yang ada dibalik peristiwa ini. Pernyataan ini mengandung pengertian bahwa fluida memberikan tekanan terhadap benda yang berada di dalamnya. Pengertian ini diperluas menjadi tekanan pada fluida tergantung pada ketebalannya atau lebih tepatnya kedalamannya. Udara/atmosfer terdiri dari gas-gas yang juga merupakan bentuk dari fluida. Maka udara juga akan memiliki tekanan seperti definisi di atas. Tekanan udara kita anggap sama untuk ketinggian tertentu di atas bumi namun untuk ketinggian yang sangat tinggi di atas permukaan bumi besarnya menjadi berbeda. FLUIDA ELEKTRO-REOLOGI Mungkin, yang pertama kali melakukan percobaan pembuatan dan penerapan cairan fluida yang merespon kondisi luarnya adalah Pak Winslow pada tahun 1940. Kenapa saya awali dengan “mungkin”? Sebab ide atau niatan membuat fluida pintar ini sudah ada sejak 150 tahun yang lalu. Lalu Pak Winslow lah yang berhasil melakukan percobaan pembuatannya. Kebanyakan fluida elektro-reologi merupakan dispersi dari partikel dielectric yang tersuspensi pada non-conducting liquid (cairan yang bersifat bukan konduksi, alias tidak mampu hantar listrik). Mudahnya, anda punya partikel (bulet kecil-kecil) dari bahan dielectrik kemudian dicampur dengan cairan tak mampu hantar listrik, misal silicone-oils, hingga sifat campuran seperti suspensi. Itulah fluida elektro-reologi. Yield stress, tegangan geser, yaitu gaya luar yang diperlukan untuk menggeser fluida tersebut, dari keadaan diam kemudian mengalir. Fluida elektro-reologi mula-mula mempunyai nilai yield stress relatif kecil, ya iyalah…cairan gitu loh… Namun ketika medan listrik dari luar diaplikasikan, nilai yield stress-nya menjadi meningkat dengan drastis, alias susah untuk mengalir. Mekanisme yang sering digunakan untuk menjelaskan fenomena ini adalah ketika medan listrik luar (ordenya sekitar kV/mm) diaplikasikan kepada fluida elektro-reologi, menimbulkan efek dipole (pe-dua-kutub-an) dari dielektrik partikel yang tersuspensi dalam cairan tsb. Berubahnya sifat dialektrik partikel hingga mempunyai kutub ini menyebabkan partikel kecil-kecil saling mendekat satu sama lainnya, sesusai sifat kutub masing-masing. Sehingga terciptalah rantai/susunan partikel searah dengan medan listrik. Lihat animasi diawal artikel. Bentuk daripada susunan rapi jajaran partikel yang berbentuk seperti rantai inilah yang menyebabkan nilai yield stress menjadi naik secara dramatis. Definisi pendahuluan tentang fluida pintar jenis ini dicukupkan sampai disini, ntar disambung lagi yang lebih dalam jika memungkinkan. Kini, aplikasi dari fluida elektro-reologi telah mempunyai pangsa pasar tersendiri, diantaranya: - controllable valve and shakers - controllable machinery and engine mount - controllable clutch and brakes - controllable dampers Mungkin ada sebagian peralatan ini pernah anda lihat, sekilas lihat, bahkan anda pakai dan operasikan terutama di perusahaan-perusahaan besar. Namun yang tampak nyata di depan anda hanyalah kemudah-aturan dan kecanggihan peralatan tersebut. Siapa sangka dibalik produk-produk tersebut tersimpan keruwetan dan keunikan aspek science dan teknologi yang membikin dahi berkerut, kening melebar, dan otak berputar sekian banyak peneliti dan sekian lama waktu yang diperlukan. FLUIDA BERMAGNET Pada tahun 1960-an, Pak Rosensweig menjadi pelopor penelitian pembuatan dan aplikasi dari fluida bermagnet. Kemudian setelah beberapa saat setelah penelitiannya berkembang, beliau mendirikan perusahaan yang dikenal dengan Perusahaan Ferrofluidics. Fluida bermagnet terdiri atas partikel bermagnet (superparamagnetic particle) berukuran sangan kecil (skala nano, < 10 nm) yang terdispersi dalam cairan pembawa. Tahukan seberapa kecil ukuran nano-meter itu? Iya benar, sepersejuta meter. Suangaat kecil bukan. Campuran dispersi antara partikel magnet dan cairan pembawa cenderung bersifat stabil (tidak terjadi sedimentasi/pengendapan), disebabkan pergerakan Brownian (Brownian motion) yang terjadi ketika kita mencampur partikel sangat kecil kedalam suatu cairan. Mudahnya, ketika anda mengaduk gula dalam segelas air, gulanya tidak akan mengendap dibawah jika adukannya merata. Artinya gula berubah jadi partikel sangat kecil sekali lalu tersuspensi kedalam air, dan cenderung stabil. Para peneliti juga berhasil menaikkan performa stabilitas fluida bermagnet dengan menambahkan surfactant, suatu zat yang mencegah menempelnya partikel magnet satu sama lainnya, sehingga penggumpalan bisa dihindari. Sehingga stabilitas fluida bermagnet dapat dipertahankan lebih lama lagi. Fluida bermagnet akan berubah sifat dan karakternya ketika dikenakan medan magnet. Viskositas adalah salah satu parameter yang bisa diatur pada fluida bermagnet. Karena waktu respon yang diperlukan sangat pendek (dalam orde mili-second), maka kemampuan mudah-aturnya cepat mendapat perhatian pangsa pasar. High-pressure seal dan media pendingin loudspeaker adalah salah dua produk yang digemari pasar saat ini. FLUIDA MAGNET-REOLOGI Tibalah saatnya kita mengenal fluida pintar jenis ketiga yaitu fluida magnet-reologi. Secara umum komposisinya sama dengan fluida bermagnet, yaitu: partikel magnet + cairan pembawa + surfactant. Cuma bedanya adalah ukuran partikel magnet dalam orde mikro-meter (seperseribu meter) dan peran surfactant yang sangat besar untuk mencegah proses pengendapan. Pergerakan Brownian tidak terjadi pada fluida jenis ini, karena ukuran partikel relatif besar. Hal yang menakjubkan dari sifat fluida magnet-reologi ini adalah kemampuannya berubah fase menjadi semi-padat bahkan cukup padat hingga dapat dikategorikan fase padat (solid phase). 2. FLUIDA DINAMIS Pengertian Fluida Dinamis Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk memudahkan dalam mempelajari, fluida disini dianggap steady (mempunyai kecepatan yang konstan terhadap waktu), tak termampatkan (tidak mengalami perubahan volume), tidak kental, tidak turbulen (tidak mengalami putaran-putaran). Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali hal yang berkaitan dengan fluida dinamis ini. Besaran-besaran dalam fluida dinamis Debit aliran (Q) Jumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu, atau: Dimana : Q = debit aliran (m3/s) A = luas penampang (m2) V = laju aliran fluida (m/s) Aliran fluida sering dinyatakan dalam debit aliran Dimana : Q = debit aliran (m3/s) V = volume (m3) t = selang waktu (s) Persamaan Kontinuitas Air yang mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit yang sama di sembarang titik. Atau jika ditinjau 2 tempat, maka: Debit aliran 1 = Debit aliran 2, atau : Hukum Bernoulli Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum kekekalan energi yang dialami oleh aliran fluida. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan (p), energi kinetik per satuan volume, dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus. Jika dinyatakan dalam persamaan menjadi : Dimana : p = tekanan air (Pa) v = kecepatan air (m/s) g = percepatan gravitasi h = ketinggian air Penerapan dalam teknologi Pesawat Terbang Gaya angkat pesawat terbang bukan karena mesin, tetapi pesawat bisa terbang karena memanfaatkan hukum bernoulli yang membuat laju aliran udara tepat di bawah sayap, karena laju aliran di atas lebih besar maka mengakibatkan tekanan di atas pesawat lebih kecil daripada tekanan pesawat di bawah. Akibatnya terjadi gaya angkat pesawat dari hasil selisih antara tekanan di atas dan di bawah di kali dengan luas efektif pesawat. Keterangan: ρ = massa jenis udara (kg/m3) va= kecepatan aliran udara pada bagian atas pesawat (m/s) vb= kecepatan aliran udara pada bagian bawah pesawat (m/s) F = Gaya angkat pesawat (N) Penyemprot Parfum dan Obat Nyamuk Prinsip kerja yang dilakukan dengan menghasilkan laju yang lebih besar pada ujung atas selang botol sehingga membuat tekanan di atas lebih kecil daripada tekanan di bawah. Akibatnya cairan dalam wadah tersebut terdesak ke atas selang dan lama kelamaan akan menyembur keluar.

apakah pendapat anda tentang blog ini?

RAMALAN CUACA

pendaftaran FMA

Powered byEMF HTML Contact Form

Total Tayangan Halaman

Popular Posts

Recent Posts

Social Media Sharing by CB Bloggerz

facebook

twitter